Honor Pad GT 2 Pro: Tablet Gaming Premium dengan Desain Ultra Tipis

Honor kembali menghadirkan inovasi di segmen tablet premium dengan merilis Honor Pad GT 2 Pro, perangkat yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan para gamer mobile dan pengguna profesional yang mengutamakan performa tinggi. Tablet ini pertama kali diumumkan di Tiongkok pada pertengahan Juli 2025 dan langsung mencuri perhatian karena spesifikasi layarnya yang unggul, performa gaming kelas flagship, serta desain ultra tipis yang menawan.

Desain Ultra Tipis yang Tetap Kokoh

Honor Pad GT 2 Pro hadir dengan bodi yang sangat ramping, memiliki ketebalan hanya 5,99 mm dan bobot sekitar 532 gram. Tablet ini tersedia dalam dua pilihan warna elegan, yakni Ice Crystal White dan Phantom Gray, yang menampilkan kesan premium sekaligus futuristik saat digenggam.

Meski tampil dengan bodi yang sangat tipis, tablet ini dibangun menggunakan material aluminium berkualitas tinggi sehingga tetap terasa solid dan kokoh saat digenggam. Bingkainya juga didesain minimalis, sehingga layar terlihat lebih luas dengan rasio bodi ke layar mencapai hampir 90 persen. Hal ini menambah kenyamanan saat tablet digunakan dalam posisi landscape untuk bermain game, menonton film, atau menggambar.

Layar OLED 12,5 Inci dengan Refresh Rate 165Hz

Sektor layar menjadi daya tarik utama Honor Pad GT 2 Pro. Tablet ini mengusung panel OLED berukuran 12,5 inci dengan resolusi tinggi 3K (3048 × 2032 piksel) dan mendukung refresh rate hingga 165Hz. Kecepatan refresh setinggi itu umumnya hanya ditemukan pada monitor gaming kelas atas dan jarang diaplikasikan pada tablet Android, menjadikan perangkat ini salah satu yang terdepan di kelasnya.

Dengan refresh rate 165Hz, setiap gerakan pada game dan transisi UI terasa sangat mulus. Selain itu, layarnya memiliki DC dimming, sertifikasi TÜV Rheinland, dan fitur AI Visual Enhancement untuk melindungi mata dari kelelahan saat digunakan lama. Tablet ini juga mendukung 100% DCI-P3 color gamut sehingga warna tampil lebih akurat, sangat cocok untuk editing foto, desain grafis, hingga menonton film HDR.

Performa Snapdragon 8 Gen 3 yang Tangguh

Untuk sektor performa, Honor menyematkan Qualcomm Snapdragon 8 Gen 3, chipset flagship fabrikasi 4nm yang saat ini termasuk salah satu prosesor terkuat di dunia Android. Chipset tersebut dipasangkan dengan GPU Adreno 750, menghasilkan kinerja mumpuni saat digunakan untuk bermain game grafis berat seperti Genshin Impact, PUBG Mobile, maupun Honor of Kings.

Tak hanya mengandalkan performa mentah chipset, Honor juga melengkapi tablet ini dengan teknologi Phantom Engine, yaitu sistem optimasi software-hardware yang mampu menstabilkan frame rate saat bermain game. Berdasarkan klaim perusahaan, Honor Pad GT 2 Pro dapat menjalankan CrossFire: Gunfight King dengan frame rate stabil di 165 fps, menandingi tablet gaming lain di kelas premium.

Kapasitas RAM dan Penyimpanan Besar

Tablet ini tersedia dalam beberapa varian konfigurasi, mulai dari 8 GB RAM + 128 GB, 8 GB + 256 GB, 12 GB + 256 GB, hingga versi tertinggi 16 GB RAM + 512 GB penyimpanan internal. Kapasitas sebesar ini memungkinkan pengguna menyimpan banyak file game dan dokumen produktivitas tanpa khawatir kehabisan ruang. Sayangnya, belum ada informasi resmi terkait slot microSD untuk ekspansi memori tambahan.

Sistem Pendingin Grafena untuk Gaming Intensif

Salah satu tantangan tablet gaming adalah suhu yang cepat meningkat saat memainkan game berat dalam waktu lama. Guna menjaga suhu tetap stabil selama sesi gaming intensif, Honor Pad GT 2 Pro dilengkapi teknologi pendingin Honor Ice Cooling System yang memanfaatkan lapisan grafena dengan area pendinginan mencapai 40.000 mm². Teknologi ini diklaim dapat menurunkan suhu chipset hingga 10°C, memastikan performa tetap stabil meski digunakan bermain game dalam durasi panjang.

Baterai Besar dengan Fast Charging 66W

Untuk mendukung aktivitas gaming dan produktivitas seharian, tablet ini dibekali baterai berkapasitas 10.100 mAh. Kapasitas baterainya juga meningkat dibanding generasi sebelumnya. Jika Pad GT Pro memiliki baterai 10.050 mAh, kini Pad GT 2 Pro dibekali 10.100 mAh serta mendukung fast charging 66W yang mampu mengisi daya hingga 70 persen hanya dalam waktu kurang dari satu jam.

Audio IMAX Enhanced dengan 8 Speaker

Honor Pad GT 2 Pro juga menjadi salah satu tablet pertama di dunia yang memiliki 8 speaker dengan sertifikasi IMAX Enhanced. Sistem audionya dilengkapi 8 speaker yang mampu menghasilkan suara surround detail dan lantang, memberikan pengalaman audio imersif saat bermain game FPS, menonton film, maupun mendengarkan musik. Selain itu, teknologi AI juga disematkan untuk menyesuaikan kualitas suara sesuai konten yang sedang diputar.

Fitur AI dan MagicOS 8

Honor Pad GT 2 Pro menjalankan MagicOS 8 berbasis Android 14, dilengkapi berbagai fitur AI seperti Honor Notes AI, AI Documents, dan PC-level YOYO. Fitur-fitur ini memudahkan pengguna dalam mencatat, mengedit dokumen, serta menghubungkan tablet ke ekosistem Honor dan laptop lain untuk kolaborasi cepat. Selain itu, tablet ini mendukung stylus dan keyboard magnetik, meningkatkan fungsi produktivitas layaknya laptop ringan.

Harga dan Ketersediaan

Honor Pad GT 2 Pro dibanderol mulai dari 2.499 CNY (sekitar Rp 5,5 juta) untuk varian 8/128 GB, sedangkan varian tertingginya 16/512 GB dijual seharga 3.399 CNY (sekitar Rp 7,5 juta) sebelum pajak impor. Saat ini, tablet tersebut baru tersedia di pasar Tiongkok dan belum ada kepastian kapan akan dirilis secara resmi di Indonesia atau pasar global lainnya.

Kesimpulan

Honor Pad GT 2 Pro menghadirkan kombinasi layar super mulus 165Hz, performa Snapdragon 8 Gen 3, sistem pendingin canggih, dan audio IMAX Enhanced dalam desain ramping dan premium. Dengan spesifikasi tersebut, tablet ini tidak hanya cocok untuk gaming berat, tetapi juga mendukung produktivitas dan kreator konten digital.

Jika nantinya tablet ini dipasarkan secara global dengan harga yang kompetitif, Honor Pad GT 2 Pro berpeluang besar menjadi salah satu tablet Android terbaik di tahun 2025, baik untuk kebutuhan gaming, pekerjaan profesional, maupun aktivitas mahasiswa.

Motorola Edge 60 Pro Siap Meluncur di Indonesia 17 Juli: Seperti Apa Spesifikasinya dan Apakah Layak Dibeli?

Motorola semakin menunjukkan eksistensinya di pasar smartphone global, termasuk Indonesia. Setelah diperkenalkan secara global pada April lalu, Motorola Edge 60 Pro dijadwalkan meluncur resmi di Indonesia pada 17 Juli 2025. Kehadirannya akan memperkaya pilihan di segmen kelas menengah premium, menghadirkan performa yang mendekati flagship namun dengan harga yang lebih terjangkau.

Lantas, seperti apa spesifikasi lengkapnya? Dan yang tak kalah penting, apakah ponsel ini layak dibeli di tengah persaingan smartphone yang semakin ketat?

Desain Premium dengan Layar Terang dan Responsif

Motorola Edge 60 Pro tampil dengan desain elegan dan ramping. Bodinya memiliki ketebalan sekitar 8,2 mm dengan bobot 186 gram, terasa nyaman digenggam meski layarnya tergolong besar. Ponsel ini menggunakan layar pOLED lengkung berukuran 6,7 inci dengan resolusi 2712 x 1220 piksel, refresh rate 120Hz, serta mendukung HDR10+.

Kelebihan utamanya terletak pada tingkat kecerahan yang diklaim mencapai 4500 nits, sehingga tetap jelas digunakan di bawah sinar matahari langsung. Layar ini dilapisi Gorilla Glass 7i untuk perlindungan ekstra dari goresan, serta memiliki sertifikasi IP68 dan IP69, membuatnya tahan air dan debu.

Performa Gahar Berkat MediaTek Dimensity 8350 Extreme

Untuk urusan performa, Motorola Edge 60 Pro mengandalkan MediaTek Dimensity 8350 Extreme, chip terbaru dengan fabrikasi 4 nm dan clock speed hingga 3,35 GHz. GPU Mali-G615 MC6 yang digunakan mampu menjalankan aplikasi grafis berat dengan lancar, termasuk untuk bermain game dan mengedit video tanpa hambatan.

Terdapat pilihan RAM 8 GB atau 12 GB LPDDR4x/5x dan penyimpanan internal 256 GB atau 512 GB UFS 4.0, memastikan kinerja lancar saat multitasking maupun menyimpan file besar. Motorola juga menanamkan teknologi AI untuk mengoptimalkan performa dan kamera melalui kolaborasi dengan Google Gemini.

Kamera Fleksibel untuk Berbagai Kebutuhan

Untuk sektor fotografi, Motorola Edge 60 Pro dilengkapi tiga kamera belakang, yaitu:
• 50 MP kamera utama (wide) dengan sensor Sony LYTIA 700C dan OIS
• Kamera ultra-wide 50 MP dengan sudut pandang 120 derajat
• Kamera telephoto 10 MP yang mendukung 3x optical zoom dan hingga 50x digital zoom

Kamera depannya beresolusi 50 MP, mendukung perekaman video hingga 4K@30fps, cocok untuk selfie berkualitas tinggi maupun video call profesional.

Beberapa ulasan awal menyebutkan kamera utamanya mampu menghasilkan foto yang tajam dengan warna natural, terutama saat digunakan di siang hari. Namun, saturasi warnanya tidak sekuat flagship Samsung atau iPhone. Untuk mode portrait, efek blur terkadang perlu pembaruan software agar lebih optimal. Selain itu, kamera ultra-wide dan telephoto memberikan fleksibilitas lebih saat memotret pemandangan luas atau objek dari jarak jauh.

Baterai Besar dengan Pengisian Daya Super Cepat

Motorola menyematkan baterai 6000 mAh yang mendukung aktivitas seharian penuh, termasuk penggunaan berat seperti gaming dan streaming. Untuk pengisian, Edge 60 Pro dibekali fast charging 90W yang mampu mengisi daya hingga 50 persen dalam waktu 12-15 menit, dan penuh kurang dari 30 menit.

Selain itu, Edge 60 Pro sudah mendukung wireless charging 15W dan reverse wireless charging 5W, memungkinkan pengguna mengisi daya perangkat lain seperti TWS atau smartwatch dengan menempelkannya di bagian belakang ponsel.

Sistem Operasi dan Dukungan Software Jangka Panjang

Edge 60 Pro berjalan di atas Android 15 dengan antarmuka Hello UI khas Motorola yang bersih, ringan, dan minim aplikasi bawaan. Motorola menjanjikan pembaruan sistem operasi hingga 3 tahun dan patch keamanan selama 4 tahun, membuatnya menjadi pilihan ideal bagi pengguna yang mengutamakan dukungan software jangka panjang.

Fitur Tambahan yang Lengkap

Tidak hanya menawarkan spesifikasi unggulan, Motorola Edge 60 Pro juga dilengkapi berbagai fitur pendukung seperti:
• Speaker stereo dengan Dolby Atmos untuk pengalaman audio lebih immersif
• Konektivitas 5G, Wi-Fi 7, Bluetooth terbaru, NFC, serta port USB-C
• Sensor sidik jari yang tertanam di layar
• Sertifikasi MIL-STD-810H yang menambah ketahanan fisik ponsel ini terhadap kondisi ekstrem

Harga dan Ketersediaan di Indonesia

Hingga saat ini, Motorola Indonesia belum mengumumkan harga resminya. Namun, jika mengacu pada harga global yang berkisar antara Rp8,5 juta hingga Rp10 juta, Edge 60 Pro akan masuk ke segmen menengah premium, bersaing dengan flagship killer dari merek lain.

Apakah Motorola Edge 60 Pro Layak Dibeli?

Dilihat dari desain mewah, layar berkualitas tinggi, performa kencang, baterai besar dengan pengisian super cepat, serta dukungan software jangka panjang, Motorola Edge 60 Pro layak dipertimbangkan sebagai daily driver di tahun 2025.

Namun, bagi Anda yang memprioritaskan kamera sekelas flagship seperti Samsung Galaxy S24 Ultra atau iPhone 15 Pro Max, Edge 60 Pro mungkin masih belum menandingi kualitas foto flagship tersebut dalam hal detail warna dan dynamic range. Meski demikian, untuk pengguna yang mendambakan performa mendekati flagship dengan harga lebih bersahabat, ponsel ini menjadi pilihan rasional.

Motorola Edge 60 Pro cocok untuk pekerja profesional, kreator konten menengah, mahasiswa, hingga pebisnis yang membutuhkan perangkat andal dan tahan lama. Performanya mendukung berbagai aktivitas, mulai dari gaming berat, multitasking, hingga konsumsi konten multimedia dengan nyaman berkat layarnya yang tajam dan cerah.

Penutup: Flagship Killer Terbaru dari Motorola

Dengan paket lengkap mulai dari desain premium, performa mumpuni, baterai besar, hingga fitur flagship, Motorola Edge 60 Pro siap menjadi primadona baru di kelas menengah premium. Jika nantinya harga resmi di Indonesia berada di kisaran Rp9 juta, ponsel ini layak dilirik bagi siapa pun yang mendambakan pengalaman smartphone flagship tanpa harus mengeluarkan biaya belasan juta rupiah.

Garmin Hadirkan Google Maps di Smartwatch: Menyatukan Daya Navigasi dan Gaya Hidup Sehat

Bayangkan Anda sedang jogging di pagi hari. Jalanan masih lengang, matahari baru saja muncul di ufuk timur. Tangan Anda sibuk menahan ritme lari sambil sesekali mengusap keringat, namun di satu tikungan, Anda bingung: belok kiri atau lurus? Biasanya, Anda harus berhenti, membuka ponsel, membuka Google Maps, lalu menatap layar sambil menahan napas. Kini, kebiasaan itu bisa berubah selamanya.

Garmin, produsen smartwatch asal Kansas, Amerika Serikat, baru saja mengumumkan integrasi resmi Google Maps di berbagai lini smartwatch mereka. Bukan sekadar fitur tambahan, ini adalah langkah besar yang membawa Garmin mendekatkan teknologi kebugaran dan navigasi sehari-hari, menyatukannya dalam satu genggaman di pergelangan tangan Anda.

Mengapa Ini Penting?

Garmin memang sudah lama dikenal sebagai produsen smartwatch dengan akurasi GPS terbaik di kelasnya. Atlet triathlon, pelari maraton, pesepeda profesional, hingga pecinta aktivitas outdoor seperti hiking dan mendaki gunung, mempercayai Garmin karena daya tahan baterai dan keakuratan penunjuk lokasinya. Namun, satu yang selama ini menjadi celah kecil adalah: Garmin tidak memiliki aplikasi peta sepraktis Google Maps. Dengan integrasi ini, pengguna tidak perlu lagi menoleh ke layar ponsel untuk menavigasi rute baru, entah itu saat berlari di pusat kota, bersepeda keliling kawasan wisata, atau berjalan kaki menjelajah kota asing. Instruksi belokan demi belokan kini bisa muncul langsung di layar jam tangan Garmin Anda, lengkap dengan getaran lembut sebagai penanda jika belokan sudah dekat.

Cara Kerja Fitur Ini

Menurut rilis resmi Garmin dan Google yang dimuat di The Verge (8 Juli 2025), Google Maps dapat diunduh melalui Connect IQ Store, toko aplikasi resmi Garmin. Cara kerjanya:

  • Anda menetapkan tujuan di aplikasi Google Maps di ponsel Android Anda.
  • Buka aplikasi Google Maps di smartwatch Garmin Anda.
  • Petunjuk turn-by-turn akan langsung muncul di layar jam, lengkap dengan estimasi waktu dan jarak tempuh.
  • Tiga belokan berikutnya dapat Anda lihat hanya dengan mengetuk layar, membantu Anda merencanakan rute lebih baik tanpa harus menunggu perintah satu per satu.

Namun, perlu dicatat bahwa fitur ini hanya mendukung Android untuk saat ini. Belum ada kabar kapan pengguna iPhone dapat menikmatinya.

Model Garmin yang Mendukung Google Maps

Garmin menyebutkan lebih dari 90 model smartwatch mendukung aplikasi Google Maps ini, termasuk:

  • Garmin Fenix Series (terbaru seperti Fenix 8)
  • Forerunner Series (265, 955, 965)
  • Venu Series (Venu 3)
  • Vivoactive 5

Artinya, hampir semua smartwatch kelas menengah hingga flagship Garmin dapat mencicipi teknologi ini, asalkan sistem operasinya mendukung Connect IQ terbaru.

Apa Untungnya bagi Pengguna?

  1. Tidak Perlu Lagi Mengeluarkan Ponsel
    Saat berlari atau bersepeda, membuka ponsel seringkali merepotkan, terutama jika tangan berkeringat. Dengan notifikasi langsung di smartwatch, navigasi jadi seamless.
  2. Lebih Aman
    Bagi pesepeda atau pelari yang melintasi area ramai, menatap ponsel sama saja dengan mengundang risiko kecelakaan kecil hingga besar. Petunjuk di smartwatch membuat pandangan tetap fokus ke jalan.
  3. Efisiensi Baterai Ponsel
    Karena hanya menetapkan tujuan awal di ponsel, baterai tidak terkuras untuk menampilkan peta dan navigasi terus-menerus.
  4. Terintegrasi dengan Aktivitas
    Saat menggunakan Google Maps di Garmin, catatan aktivitas seperti langkah kaki, jarak tempuh, detak jantung, hingga kalori yang terbakar tetap terekam dan tersimpan di Garmin Connect. Ini adalah keunggulan yang tidak dimiliki jika Anda hanya menggunakan ponsel.

Tantangan dan Batasan

Meski terdengar sempurna, integrasi ini belum sepenuhnya mulus. Di forum resmi Garmin, beberapa pengguna iOS mengeluhkan aplikasi yang tidak muncul meski model smartwatch mereka tercatat mendukung. Selain itu, penetapan tujuan tetap harus dilakukan di ponsel Android, karena smartwatch Garmin belum mendukung input teks pencarian destinasi.

Namun, bagi banyak orang, keterbatasan ini bukan masalah besar. Navigasi di smartwatch memang dirancang sebagai perpanjangan praktis dari smartphone, bukan penggantinya.

Strategi Garmin: Menjaga Relevansi di Era Wear OS dan Apple Watch

Langkah ini menegaskan posisi Garmin sebagai pemain tangguh di industri smartwatch global. Pasalnya, Wear OS milik Google dan watchOS milik Apple sudah lama mendukung Google Maps. Garmin yang selama ini mengandalkan peta internal, kini membuka diri dengan menghadirkan Google Maps secara resmi. Ini adalah sinyal bahwa Garmin tidak ingin hanya menjadi jam tangan olahraga, melainkan jam tangan multifungsi untuk kehidupan sehari-hari.

Menurut analis industri wearable di TechRadar, kehadiran Google Maps ini bisa menjadi batu loncatan Garmin untuk menghadirkan fitur-fitur seluler lain di masa depan, termasuk konektivitas LTE dan aplikasi Google lainnya.

Kesimpulan: Garmin dan Google Maps, Kombinasi Sempurna

Kehadiran Google Maps di smartwatch Garmin bukan hanya kabar baik bagi pelari, pesepeda, dan pejalan kaki. Ini adalah bukti bahwa kolaborasi antara dua raksasa di bidangnya dapat menghadirkan solusi nyata bagi pengguna. Garmin dengan GPS dan ketahanan baterai, Google Maps dengan peta akurat dan petunjuk real-time.

 

Insta360 X5 BMW Edition: Kamera 360° Premium untuk Petualangan Maksimal

Insta360 menghadirkan gebrakan baru melalui kolaborasi dengan BMW Motorrad lewat peluncuran Insta360 X5 BMW Motorrad Edition. Kamera aksi edisi terbatas ini tidak hanya tampil elegan dengan logo BMW, tetapi juga membawa fitur canggih seperti video 360° 8K, stabilisasi FlowState, dan BMW Mini Remote untuk kontrol praktis saat perjalanan. Ultra Battery 2800 mAh memastikan daya tahan lebih lama, menjadikannya pilihan ideal bagi penjelajah jalanan, vlogger, maupun kreator konten yang mengutamakan kualitas rekam premium.

Desain Eksklusif Bernuansa BMW

Pada pandangan pertama, edisi ini menampilkan desain elegan dengan logo BMW Motorrad di bodi belakang kamera, dipadukan nuansa hitam solid yang menghadirkan kesan premium dan berkelas. Selain perubahan kosmetik, kamera ini juga menyematkan user interface bertema BMW di dalamnya. Pengguna dapat menampilkan data kecepatan dan jarak tempuh secara real-time langsung di rekaman 360°, menghadirkan pengalaman serupa teknologi HUD pada kendaraan BMW.

Kemasan penjualannya pun didesain eksklusif, menonjolkan fitur dan aksesori penting bagi penjelajah jarak jauh. Bagi penggemar BMW, detail ini meningkatkan nilai koleksi sekaligus kebanggaan saat digunakan.

Kendali Praktis dengan BMW Mini Remote

Salah satu nilai jual utama dari edisi ini adalah kehadiran BMW Mini Remote, remote kecil yang dapat dipasang di handle atau bagian kendali kendaraan, memungkinkan pengguna untuk menekan tombol start/stop rekaman atau mengganti mode tampilan hanya dengan satu ketukan, tanpa melepaskan genggaman. Kehadiran mode InstaFrame memungkinkan perpindahan cepat antara sudut pandang depan, selfie, atau perekaman 360° penuh saat berkendara. Fitur ini menjadi solusi praktis bagi vlogger perjalanan yang membutuhkan fleksibilitas dalam satu perangkat.

Baterai Ultra Tahan Lama untuk Perjalanan Jauh

X5 BMW Motorrad Edition dilengkapi dengan Ultra Battery berkapasitas 2800 mAh, meningkat sekitar 17% dibanding baterai standar. Hal ini memungkinkan pengguna merekam lebih lama tanpa harus sering mengganti daya, sangat penting untuk perjalanan jauh atau ekspedisi seharian penuh.

Proses pengisian dayanya juga cepat, karena dengan charger PD3.0 30W, baterai dapat terisi 80% hanya dalam 20 menit dan penuh dalam waktu sekitar 35 menit. Artinya, kamera selalu siap digunakan kapan saja tanpa khawatir kehilangan momen terbaik di perjalanan.

Spesifikasi Teknis Terkini

Sebagai varian premium berbasis platform X5 standar, kamera ini membawa fitur unggulan seperti:

  • Video 360° beresolusi 8K/30fps dengan invisible selfie stick untuk hasil sinematik tanpa gangguan batang penyangga
  • Sensor 1/1.28 inci, 144% lebih besar dibanding pendahulunya, dengan PureVideo Mode berbasis AI untuk hasil optimal di kondisi minim cahaya
  • Stabilisasi FlowState yang menjaga hasil video tetap halus dan stabil, bahkan saat melintasi jalan bergelombang atau kecepatan tinggi
  • Ketahanan air IP68 hingga kedalaman 15 meter tanpa casing tambahan
  • Desain lensa yang mudah diganti (user-replaceable), meningkatkan ketahanan sekaligus mengurangi limbah elektronik
  • Rekaman flat melalui InstaFrame Mode serta perekaman 360° penuh secara simultan, mempermudah proses editing dan distribusi konten
  • Audio jernih dengan muffler anti-angin terbaru, memastikan suara tetap jelas di tengah hembusan angin kencang

Ketahanan dan Performa

Dengan baterai standar 2400 mAh, X5 mampu bertahan hingga 93 menit untuk perekaman 8K/30fps, 135 menit pada 5.7K/30fps, dan 208 menit di 5.7K/24fps. Namun pada edisi BMW dengan Ultra Battery 2800 mAh, durasi rekaman meningkat sekitar 17%, mendukung aktivitas perekaman non-stop sepanjang hari.

Harga dan Ketersediaan

Insta360 X5 BMW Motorrad Edition dipasarkan secara global dengan harga sekitar US$599.99, sudah termasuk kamera, mini remote BMW, Ultra Battery, dan pouch eksklusif berlogo BMW Motorrad. Paket ini tersedia dalam jumlah terbatas, sehingga calon pembeli disarankan segera melakukan pemesanan melalui situs resmi Insta360 atau retailer resmi sebelum stok habis.

Siapa yang Cocok Menggunakan Kamera Ini?

Edisi khusus ini ideal bagi:

  • Pengguna kendaraan BMW yang mengutamakan branding, fitur praktis, dan estetika elegan
  • Penjelajah jarak jauh yang membutuhkan kamera dengan kontrol mudah tanpa melepas genggaman
  • Kreator konten atau vlogger yang menginginkan hasil rekaman sinematik beresolusi tinggi untuk media sosial maupun channel profesional
  • Pecinta outdoor yang membutuhkan stabilisasi maksimal dan ketahanan di berbagai kondisi ekstrim

Lebih dari Sekadar Edisi Terbatas

Insta360 X5 BMW Motorrad Edition bukan hanya perubahan desain visual belaka, melainkan juga menghadirkan peningkatan fungsional yang nyata. Dengan UI bertema BMW, Mini Remote praktis, baterai Ultra tahan lama, serta kemampuan perekaman 8K 360° dengan stabilisasi canggih, kamera ini menjadi perangkat yang ideal untuk mendokumentasikan perjalanan dengan kualitas terbaik. Bagi penjelajah serius maupun kreator konten profesional, kamera ini adalah investasi tepat untuk mengabadikan setiap petualangan dengan gaya khas BMW dan teknologi terdepan dari Insta360.

 

Cabubu on Mars & Venus: Ponsel Lipat Samsung Terlangka dari Caviar untuk Kolektor

Caviar, brand modifikasi gadget mewah asal Rusia, kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor personalisasi ponsel ultra-premium melalui koleksi terbarunya. Kali ini, Caviar menghadirkan seri modifikasi bertajuk Grand Complications, terinspirasi dari istilah dalam dunia horologi Swiss yang merujuk pada jam tangan super rumit, di mana estetika dan teknologi mekanis berpadu dengan harmonis.

Dalam edisi Grand Complications ini, Caviar meluncurkan lini Cosmic Cabubu, kolaborasi istimewa yang mengusung tema antariksa dengan menghadirkan karakter Labubu – maskot ikonik buatan POP MART asal Hong Kong yang populer di kalangan kolektor art toys di Asia maupun global. Namun, dalam interpretasi Caviar, karakter ini disebut Cabubu, menampilkan Labubu dan kawan-kawannya dalam balutan desain kosmik yang futuristik.

Filosofi di balik nama Grand Complications dan Cosmic Cabubu

Penamaan Grand Complications tidak hanya sekadar mengambil istilah horologi. Caviar ingin menekankan bahwa setiap modifikasinya adalah karya seni dengan tingkat kerumitan tinggi, layaknya tourbillon atau perpetual calendar dalam dunia jam tangan mewah. Di sisi lain, Cosmic Cabubu menghadirkan filosofi imajinasi tanpa batas, di mana Labubu digambarkan sebagai penjelajah planet – simbol kebebasan, kelincahan, dan mimpi masa kecil yang dibawa hingga dewasa.

Dua varian super mewah bertema planet

Dalam seri Cosmic Cabubu, terdapat dua varian utama yang diluncurkan:

  1. Cabubu on Mars – Samsung Galaxy Z Fold7
    Versi standar Samsung Galaxy Z Fold7 dijual mulai Rp30 jutaan di Indonesia. Namun, edisi Caviar Cabubu on Mars dijual dengan harga fantastis, mulai dari USD 10.340 hingga USD 17.000 atau sekitar Rp175 hingga Rp275 juta, tergantung kapasitas penyimpanan dan detail modifikasi yang dipilih. Modifikasi Cabubu on Mars menampilkan desain yang terinspirasi lanskap planet merah dengan detail berikut:
    1. Bingkai titanium hitam dengan lapisan PVD Swiss untuk daya tahan ekstra dan tampilan premium.
    2. Panel kaca merah tua yang merepresentasikan tanah Mars, dikombinasikan dengan finishing glossy elegan.
    3. Figur 3D Zimomo, yang merupakan versi maskulin dari Labubu, dilapisi enamel premium dan emas 24 karat untuk menghadirkan kesan artistik, mewah, serta menonjolkan detail desain istimewa yang dibuat dengan tingkat ketelitian tinggi khas Caviar.
    4. Serpihan meteorit Muonionalusta asli ditanamkan pada bagian belakang ponsel, menghadirkan elemen antariksa otentik yang tak ternilai.
  2. Cabubu on Venus – Samsung Galaxy Z Flip7
    Untuk varian Flip7, Caviar menamainya Cabubu on Venus. Harga jualnya mulai USD 8.910 atau sekitar Rp151 juta. Ponsel ini dimodifikasi dengan desain feminin berestetika lembut namun tetap mewah, menampilkan:
    1. Material titanium hitam dipadukan dengan aksen emas ganda yang elegan.
    2. Detail enamel bernuansa pastel melambangkan permukaan Venus yang misterius namun memesona.
    3. Serpihan meteorit asli serta 13 berlian alami tertanam di bagian belakang, menciptakan motif langit bertabur bintang yang menegaskan aura kemewahan dan eksklusivitasnya.

Produksi ultra terbatas: hanya untuk segelintir kolektor

Tidak seperti edisi Caviar lain yang umumnya diproduksi sebanyak 99 unit, Cosmic Cabubu hanya dibuat masing-masing 8 unit di seluruh dunia. Jumlah yang sangat terbatas ini menjadikannya bukan hanya gadget, melainkan aset koleksi dengan nilai prestige tinggi. Pemiliknya pun dapat dipastikan masuk ke dalam lingkaran eksklusif pengguna ponsel terlangka di dunia.

Spesifikasi teknis tetap optimal

Meski desainnya dirombak total, spesifikasi teknis dasar tetap mengikuti versi Samsung. Galaxy Z Fold7 dibekali layar AMOLED 8 inci beresolusi tinggi, ditenagai Snapdragon 8 Elite, serta kamera utama beresolusi 200 MP untuk hasil fotografi flagship terbaik. Sedangkan Galaxy Z Flip7 hadir dengan layar utama 6,9 inci, prosesor Exynos 2500, dan kamera utama 50 MP. Performa flagship Samsung dikombinasikan dengan estetika seni tinggi khas Caviar.

Perpaduan seni, teknologi, dan status sosial

Melalui Cosmic Cabubu, Caviar tidak hanya menawarkan modifikasi ponsel biasa, melainkan karya seni wearable yang menyimpan filosofi dan narasi di balik desainnya. Figur Cabubu sebagai penjelajah planet menekankan tema kebebasan, imajinasi, dan keunikan diri, sementara material titanium, emas 24 karat, berlian alami, hingga serpihan meteorit menghadirkan rasa bangga dan simbol status yang tidak terbantahkan.

Di era ketika teknologi kian melebur dalam keseharian, Samsung Galaxy Z Fold7 dan Flip7 Cosmic Cabubu membuktikan bahwa teknologi dan kemewahan dapat berjalan beriringan, menjadikan gadget lebih dari sekadar alat komunikasi modern, ponsel ini menjadi representasi gaya hidup, kepribadian, visi, serta cita rasa estetika dan status sosial pemiliknya di mata dunia. Bagi sebagian orang, ponsel ini mungkin terlihat “berlebihan”. Namun, bagi kolektor luxury gadget, Cosmic Cabubu adalah investasi seni dan simbol pencapaian diri, mengingat jumlahnya yang super langka dan tema artistik yang menembus batas realitas.

Garmin Venu X1 Resmi Meluncur di Indonesia: Smartwatch Tipis Premium dengan Fitur Lengkap

Garmin kembali menegaskan posisinya di pasar smartwatch premium Indonesia dengan meluncurkan Garmin Venu X1 pada 9 Juli 2025. Smartwatch terbaru ini hadir membawa desain revolusioner yang lebih tipis, layar besar AMOLED, serta fitur kesehatan dan olahraga yang semakin canggih untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup aktif masyarakat urban maupun para atlet profesional.

Desain Premium: Tipis, Ringan, dan Elegan

Garmin Venu X1 tampil menonjol dengan ketebalan hanya sekitar 7,9–8 mm dan berat berkisar 34–40 gram, menjadikannya salah satu smartwatch paling tipis dan ringan yang pernah diluncurkan Garmin. Hal ini berkat penggunaan material premium seperti titanium pada casing belakang serta lensa safir yang memberikan ketahanan gores maksimal.

Berbeda dengan generasi Venu sebelumnya yang berbentuk bulat, Garmin Venu X1 kini mengusung desain kotak dengan sudut melengkung yang mengingatkan pada Apple Watch. Layar AMOLED berukuran 2 inci (448 x 486 piksel) pada Garmin Venu X1 sedikit lebih besar dibandingkan Apple Watch Ultra 2 yang berukuran 1,9 inci. Ukuran ini membuat tampilan data menjadi lebih luas, detail, dan tetap mudah dibaca meskipun di bawah sinar matahari terik. Untuk menunjang kenyamanan pemakaian, Venu X1 dilengkapi strap nylon ComfortFit 24 mm dengan mekanisme quick-release yang memudahkan pengguna mengganti strap sesuai kebutuhan harian atau aktivitas olahraga mereka.

Fitur Kebugaran dan Pelatihan Lengkap

Sebagai smartwatch andalan Garmin, Venu X1 dibekali fitur:

  • Lebih dari 100 profil aktivitas: mulai dari lari, bersepeda, renang, golf, hiking, hingga tim olahraga.
  • Running Tolerance & Running Economy: menganalisis dampak latihan dan efisiensi lari (dengan HRM-600).
  • Strength Training Coach & Muscle Map: panduan latihan beban dengan visualisasi otot yang terlibat.
  • Training Readiness & Recovery Time: membantu manajemen latihan dan pemulihan berdasarkan data HRV dan intensitas aktivitas.
  • Pemantauan kesehatan 24/7: detak jantung generasi V5, SpO₂, Body Battery, stres, deteksi tidur siang otomatis, serta AI Sleep Coach dan Morning/Evening Report.

Bagi pengguna yang gemar berpetualang, Venu X1 kini dilengkapi topo maps penuh warna yang dapat diakses offline untuk navigasi hiking atau aktivitas luar ruangan.

Untuk navigasi, Venu X1 dilengkapi berbagai fitur canggih seperti TracBack, ClimbPro, turn-by-turn navigation, hingga Outdoor Maps+, yang sebelumnya hanya tersedia di seri Fenix. Kehadiran fitur ini membuat Venu X1 sangat ideal digunakan untuk aktivitas outdoor dan penjelajahan alam.

Fitur Golf Profesional

Bagi penggemar golf, smartwatch ini menyediakan akses ke lebih dari 43.000 lapangan golf di seluruh dunia, lengkap dengan fitur PlaysLike 2.0, Virtual Caddie, Green Contour, Pin Pointer, Hazard View, serta data kecepatan dan arah angin secara real-time, membantu meningkatkan strategi permainan di lapangan. Fitur-fitur ini umumnya hanya tersedia di smartwatch golf khusus Garmin Approach, namun kini tersedia di Venu X1.

Smart Features: Telepon, Voice Command, dan Senter LED

Menjawab kebutuhan smartwatch harian, Garmin Venu X1 memiliki speaker dan mikrofon internal yang memungkinkan pengguna melakukan dan menerima panggilan langsung dari pergelangan tangan saat terhubung ke smartphone. Fitur voice command onboard juga hadir, memungkinkan pengguna memulai latihan atau mengatur timer hanya melalui perintah suara tanpa menyentuh layar.

Uniknya, Venu X1 memiliki senter LED built-in dengan tingkat terang yang diklaim lebih kuat dari lampu senter ponsel, bermanfaat dalam keadaan darurat atau saat beraktivitas malam hari.

Selain itu, tersedia musik offline yang dapat diisi dari Spotify atau file lokal, serta Garmin Pay untuk pembayaran nirkontak. Saat ini, fitur Garmin Pay di Indonesia masih dalam proses integrasi dengan Bank Mega dan Visa, namun Garmin memastikan layanan pembayaran nirkontak ini akan segera tersedia melalui pembaruan perangkat lunak mendatang.

Daya Tahan Baterai

Garmin Venu X1 menawarkan daya tahan baterai sebagai berikut:

  • Mode smartwatch normal: hingga 8 hari.
  • Always-On Display aktif: berkisar 2 hari.
  • Mode GPS dengan musik: sekitar 7–14 jam.
  • Mode GPS only (all-systems): hingga 14–16 jam.

Meski memiliki layar AMOLED besar, daya tahan baterai Venu X1 tetap tergolong sangat baik, menjadi salah satu keunggulan utama dibandingkan smartwatch lain dengan layar serupa di kelas premium.

Harga dan Promo Peluncuran

Garmin Venu X1 dijual resmi di Indonesia dengan harga Rp 13.439.000 dalam varian Black dan Moss. Selama periode peluncuran 9 Juli – 9 Agustus 2025, tersedia promo cashback Rp 800.000 untuk pembelian melalui Garmin Brand Store atau Urban Republic dengan cicilan 0% menggunakan kartu kredit BCA, Mandiri, dan DBS.

Kelebihan dan Kekurangan Garmin Venu X1

Kelebihan:

  • Desain premium ultra-tipis dengan titanium dan lensa safir
  • Layar AMOLED 2 inci tajam dan terang
  • Fitur kebugaran, pelatihan, dan navigasi outdoor sangat lengkap
  • Topo maps offline penuh warna
  • Voice command onboard dan panggilan langsung
  • Built-in LED flashlight

Kekurangan:

  • Harga premium Rp 13 jutaan
  • Fitur ECG belum tersedia
  • Always-On Display memangkas baterai menjadi ~2 hari

Kesimpulan

Garmin Venu X1 adalah smartwatch yang menargetkan pengguna profesional, atlet, maupun pecinta gaya hidup aktif yang mendambakan desain premium tipis ringan tanpa mengorbankan fitur canggih. Secara keseluruhan, dengan fitur kebugaran dan navigasi yang menyaingi seri Fenix serta desain premium yang menantang Apple Watch Ultra, Garmin Venu X1 menawarkan layar lebih besar dan daya tahan baterai yang lebih panjang untuk penggunaan harian. Jika Anda mencari smartwatch premium serbaguna untuk mendukung gaya hidup, aktivitas olahraga serius, serta aktivitas outdoor dengan desain elegan, Garmin Venu X1 layak menjadi pilihan utama di tahun 2025 ini.

Mengintip Huawei Pura 80 Ultra: Smartphone dengan Kamera Zoom Optik Terbaik 2025m

Huawei kembali mengguncang pasar flagship melalui peluncuran Pura 80 Pro dan Pura 80 Ultra, dua smartphone yang diklaim membawa inovasi kamera revolusioner di tahun 2025. Seri Pura adalah nama baru yang menggantikan Huawei P Series, menandai transformasi identitas flagship mereka dengan penekanan pada desain premium dan teknologi kamera canggih. Namun, apakah keduanya layak dibeli? Berikut ulasan lengkapnya.

Desain dan Layar Premium

Baik Pura 80 Pro maupun Ultra dibekali layar OLED LTPO 6,8 inci beresolusi 2848×1276 dengan refresh rate adaptif 1–120 Hz. Layarnya mendukung kecerahan hingga 3000 nits, menghasilkan tampilan jernih meskipun di bawah sinar matahari langsung. Seri ini menggunakan material premium, yakni rangka aluminium dan Kunlun Glass Gen 2 di bagian depan dan belakang.

Huawei Pura 80 Ultra memiliki sertifikasi IP69, yang lebih tinggi dibanding IP68 pada Pura 80 Pro. Sertifikasi ini memastikan perlindungan maksimal terhadap debu dan mampu menahan semprotan air bertekanan tinggi, sesuai standar perlindungan industri. Bobot Ultra mencapai 234 gram, sedikit lebih berat dibanding Pro yang hanya 220 gram. Keduanya tetap nyaman di genggaman, meskipun layar lengkungnya bisa terasa licin bagi sebagian pengguna.

Performa dan Baterai

Kedua model menggunakan chipset Kirin 9020 yang dipadukan dengan RAM 12GB pada Pura 80 Pro, sedangkan Pura 80 Ultra mendapatkan konfigurasi lebih tinggi hingga 16GB untuk mendukung performa multitasking dan proses pengolahan gambar yang lebih berat. Untuk penyimpanan internal, tersedia pilihan 512GB hingga 1TB, memastikan ruang yang lega untuk ribuan foto dan video beresolusi tinggi.

Di sektor daya, Huawei Pura 80 Ultra memiliki baterai 5170mAh dengan fast charging 100W kabel dan 80W wireless, sedangkan Pura 80 Pro mendukung fast charging hingga 66W. Pengisian daya Ultra dari 0% ke 50% hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, memudahkan aktivitas padat seharian penuh.

Kamera: Fitur Andalan Huawei Pura 80 Series

  • Pura 80 Pro

Model ini dibekali sensor utama 50MP 1-inch dengan aperture variabel f/1.6–4.0, menghasilkan foto dengan detail tajam dan rentang dinamis yang luas, cocok untuk kondisi minim cahaya maupun landscape siang hari. Kamera ultra-wide 40MP-nya juga menghasilkan foto yang detail dan minim distorsi, sementara kamera telefoto 48MP mendukung zoom optik 3-5x.

  • Pura 80 Ultra

Inilah model flagship dengan fitur kamera paling inovatif di industri saat ini. Pura 80 Ultra menghadirkan teknologi dual-lens periscope telephoto pertama di dunia, yang memungkinkan dua lensa dengan panjang fokus berbeda menggunakan satu sensor melalui sistem prisma mekanik yang bergerak secara presisi saat berganti lensa. Lensa pertama adalah 3.7x (83mm) f/2.4 beresolusi 50MP, sedangkan lensa kedua 9.4x (212mm) f/3.6 menghasilkan foto 12.5MP.

Huawei Pura 80 Ultra juga dilengkapi fitur stabilisasi gambar optik yang lebih canggih dibanding pendahulunya. Fitur ini memastikan hasil foto tetap tajam meskipun diambil dalam kondisi kurang cahaya atau saat tangan sedikit bergetar. Fitur ini semakin melengkapi kemampuan kamera Ultra untuk memotret objek jarak jauh dengan detail dan warna tetap tajam, meski untuk perekaman video, zoom 9.4x hanya tersedia secara digital dari lensa 3.7x.

Sistem Operasi dan Antarmuka

Di pasar China, seri ini menggunakan HarmonyOS 5.1 Next yang tidak berbasis Android, sementara versi global menjalankan EMUI 15 berbasis Android namun tanpa layanan Google. Huawei mengandalkan AppGallery sebagai alternatif, didukung GBox dan Petal Search untuk akses aplikasi populer di luar ekosistem Google.

Kelebihan dan Kekurangan

  1. Huawei Pura 80 Pro
    1. Kelebihan
      • Sensor utama besar dengan aperture variabel
      • Ultra-wide beresolusi tinggi
      • Fast charging 66W
      • Bobot lebih ringan dibanding Ultra
    2. Kekurangan
      • Tidak memiliki sistem telefoto ganda
      • Masih tanpa layanan Google di EMUI global
  2. Huawei Pura 80 Ultra
    1. Kelebihan
      • Dual-lens telephoto pertama di dunia
      • Zoom optik hingga 9.4x dengan detail tetap terjaga
      • Fitur stabilisasi optik generasi terbaru
      • Fast charging tercepat di kelasnya (100W kabel, 80W wireless)
      • Desain premium dengan sertifikasi IP69
    2. Kekurangan
      • Harga sangat tinggi (estimasi global USD 1.700–1.800)
      • Bobot cukup berat bagi pengguna yang mengutamakan ergonomi
      • Zoom 9.4x tidak mendukung perekaman video

Siapa yang Cocok Menggunakan?

Huawei Pura 80 Pro cocok untuk pengguna yang menginginkan smartphone flagship dengan kamera berkualitas tinggi untuk fotografi harian, traveling, dan konten media sosial.

Huawei Pura 80 Ultra ditujukan untuk fotografer profesional, content creator, atau siapa pun yang ingin memaksimalkan kemampuan fotografi mobile, terutama untuk memotret objek jarak jauh dengan kualitas yang mendekati hasil kamera mirrorless tanpa perlu membawa peralatan berat.

Huawei Pura 80 Pro dan Ultra berhasil menegaskan posisi Huawei sebagai raja kamera smartphone. Pura 80 Pro menawarkan pengalaman flagship dengan harga relatif lebih bersahabat, sementara Pura 80 Ultra menghadirkan inovasi kamera terdepan dengan dual telephoto periscope pertama di dunia dan fitur stabilisasi optik generasi terbaru. Meski hadir dengan harga tinggi dan beberapa keterbatasan seperti ketiadaan layanan Google, bagi pecinta fotografi mobile, keduanya menjadi pilihan terbaik di tahun 2025.

Baru Dirilis, Sony Xperia 1 VII Sudah Ditarik dari Pasaran karena Error Shutdown

Sony kembali diterpa badai di tengah upayanya mempertahankan pasar flagship smartphone global. Setelah peluncuran Xperia 1 VII pada Mei 2025, yang sempat menuai pujian berkat layarnya yang sinematik 4K OLED 120Hz dan fitur kamera pro-level, kini Sony terpaksa menarik flagship terbarunya itu dari beberapa pasar penting akibat masalah teknis serius: perangkat mengalami mati mendadak (random shutdown) dan tidak dapat dinyalakan kembali.

Masalah ini pertama kali mencuat di Jepang pada akhir Juni 2025 ketika sejumlah pengguna Xperia 1 VII melaporkan perangkat mereka mendadak mati tanpa sebab jelas, bahkan setelah restart paksa atau pengecasan lama, ponsel tetap tidak menyala. Di Jepang, varian yang terdampak meliputi model XQ-FS44 (SIM-free) dan operator Docomo (SO-51F), au (SOG15), serta Softbank (A501SO).

Pada 4 Juli 2025, Sony Jepang secara resmi mengumumkan penangguhan penjualan Xperia 1 VII di seluruh negara tersebut. Mereka menyatakan sedang menyelidiki penyebab pasti dan menyarankan pengguna yang mengalami mati total untuk mencoba force restart (menekan tombol power + volume up selama 20 detik) atau membawa unit ke service center jika langkah itu tidak berhasil.

Tak berhenti di Jepang, beberapa hari berikutnya Sony juga menarik Xperia 1 VII dari pasaran Hong Kong dan Taiwan. Kedua wilayah ini menerima pengumuman serupa pada 6-7 Juli 2025, dengan pernyataan resmi yang menekankan bahwa penjualan dihentikan sementara waktu demi menemukan solusi menyeluruh. Media teknologi di Taiwan, seperti ePrice dan Qooah, melaporkan kasus shutdown random terjadi pada varian XQ-FS44 yang dijual resmi di sana, termasuk unit demo di toko retail.

Langkah Sony ini menimbulkan kekhawatiran bahwa masalah shutdown tidak hanya terbatas pada wilayah Jepang. Beberapa pengguna di forum Reddit dan XDA Developers juga menyebut mereka mengalami gejala serupa di Eropa, meskipun hingga kini Sony Eropa belum memberikan pengumuman resmi. Namun di beberapa negara Eropa seperti Jerman, Inggris, dan Spanyol, website Sony mulai menampilkan status “Out of Stock” pada Xperia 1 VII, menimbulkan dugaan bahwa penangguhan juga telah diberlakukan diam-diam di kawasan tersebut.

Sementara itu di Singapura, HardwareZone melaporkan bahwa pre-order Xperia 1 VII yang seharusnya dikirim dalam minggu kedua Juli telah ditunda. Distributor resmi mengonfirmasi bahwa Sony menarik sementara unit yang masuk, menunggu arahan lebih lanjut terkait penyelidikan global.

Penyebab masalah shutdown Xperia 1 VII hingga kini masih misterius. Teori awal menyebutkan adanya bug software yang menimbulkan crash pada proses background tertentu, seperti fitur wireless charging atau jaringan 5G/4G. Sebagian pengguna di Jepang menyebut mode preferensi jaringan 5G otomatis memicu ponsel mereka mati, sedangkan saat diatur ke preferensi 4G, gejala shutdown random berkurang. Namun belum ada verifikasi resmi dari Sony mengenai dugaan ini.

Selain itu, spekulasi lain muncul bahwa komponen hardware tertentu bermasalah, terutama modul power management yang terintegrasi dengan chipset. Apabila dugaan hardware terbukti benar, maka kemungkinan besar Sony harus melakukan recall massal yang tentu berdampak besar secara finansial maupun reputasi.

Menanggapi situasi ini, Sony hanya memberikan langkah mitigasi sementara bagi pengguna, yaitu:

  • Force restart dengan menekan dan menahan tombol power + volume up selama sekitar 20 detik.
  • Update software jika perangkat masih menyala, dengan patch yang dirilis pasca-penangguhan penjualan.
  • Menghubungi layanan purna jual resmi jika perangkat tidak bisa menyala sama sekali.

Di Jepang, operator Docomo, au, dan Softbank telah merilis pengumuman di situs mereka mengenai prosedur penanganan klaim. Mereka mengonfirmasi pelanggan dapat membawa unit ke gerai resmi untuk pengecekan dan reparasi, atau penggantian unit jika diperlukan.

Penarikan flagship Xperia 1 VII ini menimbulkan implikasi besar di pasar smartphone premium. Sony selama ini dikenal dengan build quality tinggi, meskipun penjualannya di segmen smartphone tergolong niche. Banyak analis menilai kasus shutdown massal pada produk flagship dapat merusak kepercayaan pasar dan memperlebar kesenjangan kompetisi Sony dengan brand Android besar lain seperti Samsung dan Xiaomi yang agresif dengan flagship foldable maupun flagship AI mereka.

Saat ini, belum ada jadwal pasti kapan penjualan Xperia 1 VII akan dilanjutkan kembali di Jepang, Hong Kong, dan Taiwan. Sony hanya menyatakan akan memberikan pengumuman lebih lanjut setelah investigasi selesai. Beberapa distributor di Asia Tenggara juga mulai menunda peluncuran resmi produk ini hingga ada kepastian dari pihak principal.

Di forum Xperia global, banyak calon pembeli yang mengaku menunda pembelian hingga Sony memastikan masalah shutdown benar-benar terselesaikan. Beberapa dari mereka khawatir akan risiko hilangnya data penting apabila perangkat mati total mendadak tanpa sempat backup.

Langkah Sony untuk melakukan penangguhan cepat diapresiasi oleh sebagian pihak karena menunjukkan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kepuasan pelanggan. Namun di sisi lain, penangguhan ini sekaligus menegaskan bahwa masalah shutdown Xperia 1 VII berpotensi lebih luas dari perkiraan awal, bukan hanya bug minor yang bisa diatasi update software biasa.

Xiaomi Smart Band 10 Resmi Dirilis di Indonesia, Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Fitur Lengkap

Xiaomi kembali menegaskan eksistensinya di pasar wearable dengan merilis Smart Band 10 secara resmi di Indonesia. Perangkat ini menjadi penerus Smart Band 8 yang sudah populer di kalangan pecinta gaya hidup sehat, namun kali ini Xiaomi membawa sejumlah peningkatan signifikan, baik dari sisi desain, fitur kesehatan, hingga integrasi ekosistemnya.

Peluncuran Smart Band 10 di Indonesia diumumkan bersamaan dengan produk wearable lain seperti Xiaomi Watch S4, menegaskan strategi perusahaan untuk memperkuat dominasi di segmen perangkat AIoT dan gaya hidup.

Desain Lebih Premium dan Layar AMOLED Besar

Salah satu keunggulan utama Xiaomi Smart Band 10 terletak pada layarnya yang jauh lebih besar. Perangkat ini mengusung layar AMOLED berukuran 1,72 inci, jauh melampaui layar Smart Band generasi sebelumnya yang hanya berkisar di 1,62 inci. Dengan resolusi 212 x 520 piksel dan kerapatan 326 ppi, layar Smart Band 10 mampu menampilkan detail yang tajam, serta didukung refresh rate 60Hz untuk transisi menu yang halus dan responsif.

Tidak hanya itu, tingkat kecerahan layarnya mencapai 1.500 nits, sehingga tetap terlihat jelas meski digunakan di bawah sinar matahari langsung. Desainnya sendiri dibuat lebih modern dengan bezel ultra-tipis hanya 2mm, serta rasio layar-ke-bodi mencapai 73%, memberikan kesan lega saat menampilkan data dan notifikasi.

Terdapat dua pilihan material bodi:

  • Aluminium alloy dengan varian warna Midnight Black, Glacier Silver, dan Mystic Rose, bobot hanya sekitar 15,95 gram.
  • Edisi Keramik (Pearl White) yang terlihat lebih premium dengan bobot 23,05 gram.

Strap-nya juga kini hadir dengan berbagai opsi bahan, mulai silikon, fluoro rubber, vegan leather, hingga strap rajut, memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk menyesuaikan dengan gaya dan kebutuhan aktivitas harian.

Fitur Kebugaran dan Kesehatan yang Lebih Lengkap

Xiaomi Smart Band 10 menawarkan lebih dari 150 mode olahraga, mulai dari aktivitas populer seperti lari, bersepeda, yoga, hingga renang dan berbagai latihan khusus seperti strength training serta HIIT. Dengan sensor gerak 9-axis yang lebih canggih (accelerometer + giroskop + kompas), perangkat ini mampu membaca gerakan tubuh secara lebih akurat, termasuk estimasi VO2 Max, beban latihan, waktu pemulihan, dan kecepatan real-time saat berolahraga.

Fitur renangnya juga mengalami peningkatan. Berkat sertifikasi tahan air 5 ATM (50 meter), Smart Band 10 aman digunakan saat berenang. Perangkat ini juga mampu mendeteksi gaya renang yang digunakan dan memantau detak jantung secara real-time di dalam air dengan akurasi mencapai 96%.

Di sisi pemantauan kesehatan, Smart Band 10 dilengkapi sensor detak jantung optik (PPG), oksimeter (SpO2), pengukur stres, hingga pelacak siklus menstruasi bagi pengguna perempuan. Xiaomi juga meningkatkan fitur monitor tidur yang kini bisa menganalisis fase tidur (ringan, dalam, REM), efisiensi tidur, dan memberikan rekomendasi berbasis program optimalisasi tidur selama 21 hari yang dirancang dengan referensi data World Sleep Society.

Konektivitas dan Fitur Ekosistem Xiaomi

Ditenagai HyperOS 2.0, Xiaomi Smart Band 10 hadir bukan sekadar sebagai pelacak kebugaran biasa, melainkan juga perangkat multifungsi yang terhubung dengan ekosistem pintar Xiaomi. Perangkat ini dapat terkoneksi ke ekosistem Xiaomi lainnya seperti smart TV, earphones, tablet, dan smart home. Contohnya, pengguna dapat mengontrol musik di TV, menjadi remote presentasi, hingga membuka kamera ponsel Xiaomi langsung dari gelang pintar ini.

Selain itu, Smart Band 10 dilengkapi fitur broadcast detak jantung via Bluetooth ke perangkat lain, mode Always-On Display, panggilan cepat, notifikasi aplikasi, sinkronisasi kalender, hingga mini game untuk hiburan singkat saat senggang.

Baterai Tahan Lama hingga 21 Hari

Xiaomi membekali Smart Band 10 dengan baterai 233 mAh, yang diklaim dapat bertahan hingga 21 hari untuk penggunaan standar. Sementara jika fitur Always-On Display diaktifkan terus-menerus, daya tahannya mencapai 9 hari. Pengisian dayanya juga cepat melalui sistem magnetik yang hanya memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk penuh.

Harga Terjangkau dengan Fitur Premium

Di Indonesia, Xiaomi Smart Band 10 dibanderol dengan harga yang tergolong kompetitif:

  • Varian Aluminium Alloy (Standard Edition): Rp 599.000
  • Varian Ceramic Edition (Pearl White): Rp 749.000

Harga tersebut sudah termasuk garansi resmi dan tersedia di Xiaomi Official Store, baik di e-commerce maupun gerai Mi Store offline di seluruh Indonesia.

Kelebihan dan Kekurangan

  • Kelebihan
    • Layar besar, tajam, dan terang
    • Desain premium dengan varian keramik yang elegan
    • Sensor lengkap, termasuk mode renang dengan deteksi gaya otomatis
    • Daya tahan baterai mencapai 21 hari
    • Harga kompetitif di kelasnya
    • Integrasi ekosistem HyperOS
  • Kekurangan
    • Ukuran layar mungkin terlalu panjang untuk sebagian pengguna dengan pergelangan kecil
    • Tidak ada NFC di varian Indonesia, padahal sudah tersedia di China
    • Beberapa fitur ekosistem maksimal jika menggunakan smartphone Xiaomi

Kesimpulan

Kehadiran Xiaomi Smart Band 10 memperkuat dominasi Xiaomi di segmen gelang pintar harga menengah di Indonesia. Dengan desain premium, layar lebih besar, sensor kesehatan dan kebugaran yang lengkap, serta baterai tahan lama, Smart Band 10 menjadi pilihan tepat bagi siapa saja yang ingin memulai gaya hidup sehat maupun pengguna aktif yang membutuhkan wearable multifungsi.

Jika kamu mencari gelang pintar yang bukan hanya bisa menghitung langkah dan detak jantung, namun juga tampil stylish dan dapat menjadi perpanjangan ekosistem smartphone-mu, maka Xiaomi Smart Band 10 layak masuk wishlist-mu bulan ini.

Saingi Chromebook, Apple Siapkan MacBook Murah dengan Chip iPhone

Apple dikabarkan tengah menyiapkan langkah besar untuk merambah pasar MacBook di segmen harga terjangkau. Berdasarkan bocoran terbaru dari analis industri teknologi di Taiwan, perusahaan tersebut sedang mengembangkan lini MacBook baru yang kemungkinan besar akan menggunakan chip seri A – chip yang selama ini digunakan di iPhone dan iPad – alih-alih chip M-series seperti pada MacBook Air atau Pro.

Strategi Diversifikasi Produk

Langkah ini dinilai sebagai upaya diversifikasi produk Apple yang selama ini identik dengan laptop premium berbanderol puluhan juta rupiah. Meski MacBook Air M1 sempat menjadi opsi “terjangkau” di bawah Rp15 jutaan, tetap saja harganya belum dapat menyaingi Chromebook dan laptop Windows di rentang Rp3-7 juta yang mendominasi pasar pendidikan global.

Analis memprediksi MacBook murah ini akan ditujukan untuk pelajar sekolah dasar hingga menengah, sektor edukasi massal, serta konsumen yang selama ini memilih iPad dengan keyboard eksternal. Dengan harga lebih rendah, Apple berpotensi menyaingi dominasi Chromebook di sekolah-sekolah AS dan beberapa negara lain.

Menggunakan Chip Seri A, Bukan M

Menurut laporan dari DigiTimes, Apple mempertimbangkan penggunaan chip seri A – sama seperti yang digunakan di iPhone dan iPad. Penggunaan chip seri A dinilai lebih hemat biaya dibandingkan dengan menanamkan chip M-series, yang memiliki performa setara laptop kelas menengah ke atas. Selain itu, chip seri A memiliki ukuran fisik yang lebih kecil serta konsumsi daya (TDP) yang rendah, sehingga memungkinkan Apple merancang laptop yang lebih tipis, ringan, dan terjangkau untuk pelajar maupun pengguna kasual. Artinya, MacBook murah ini tidak memerlukan kipas pendingin besar atau desain thermal rumit, sehingga ongkos produksinya dapat ditekan secara signifikan.

Namun, performanya kemungkinan akan dioptimasi untuk aplikasi ringan seperti pengetikan, browsing, konferensi video, dan penggunaan cloud. Pengguna tidak dapat berharap untuk menjalankan aplikasi profesional berat seperti Final Cut Pro atau Logic Pro dengan nyaman.

Bentuk dan Desain: Mirip iPad dengan Keyboard Permanen?

Rumor lain menyebut desain MacBook murah ini akan cenderung menyerupai iPad berlayar besar yang dipermanenkan dengan keyboard fisik. Dengan kata lain, Apple mungkin mengadaptasi desain iPad Air atau iPad entry-level, menambahkan keyboard, touchpad, dan macOS versi ringan atau modifikasi iPadOS dengan tampilan mirip MacBook.

Jika benar, maka perangkat ini bisa menjadi ‘hybrid’ antara iPad dan MacBook, menggabungkan ekosistem iPhone dengan pengalaman laptop dasar. Strategi ini mirip dengan Chromebook yang menggunakan ChromeOS berbasis Android.

Upaya Saingi Chromebook

Selama satu dekade terakhir, Chromebook mendominasi pasar laptop edukasi di AS berkat harganya yang hanya USD 200-300 (Rp3-5 jutaan). Sementara itu, laptop Windows termurah sekalipun jarang mampu menyaingi stabilitas ChromeOS dengan spesifikasi rendah.

Apple menyadari celah pasar ini. Dengan MacBook murah berbasis chip A-series, mereka bisa masuk ke segmen yang selama ini hanya dijangkau iPad generasi lama. Terlebih, banyak sekolah di Amerika telah mengadopsi ekosistem Apple melalui iPad. Menawarkan MacBook murah akan memperkuat keterikatan ekosistem mereka sejak dini.

Tantangan: Software dan Kompatibilitas

Meski begitu, tantangan besar Apple terletak pada kompatibilitas software. Chip seri A tidak memiliki arsitektur sama persis dengan M-series yang berbasis ARM desktop dengan GPU dan neural engine lebih besar. Apple harus mengoptimasi macOS agar dapat berjalan lancar di hardware iPhone, atau mengadaptasi iPadOS untuk memberikan pengalaman laptop.

Jika Apple memilih iPadOS dengan keyboard permanen, maka mereka harus menambahkan fitur multitasking lebih advance seperti windowed apps (bukan hanya Stage Manager) agar pengguna tidak merasa seperti menggunakan tablet saja.

Potensi Harga dan Perilisan

Belum ada informasi resmi mengenai harga. Namun, analis memperkirakan MacBook murah ini akan dibanderol mulai USD 500 atau lebih rendah (sekitar Rp8 jutaan). Ini akan menjadikannya MacBook termurah sepanjang sejarah.

Adapun jadwal perilisan diperkirakan pada akhir 2025 atau awal 2026, mengingat Apple kini fokus pada peluncuran iPhone 17 Series dan MacBook Pro M4 di semester kedua 2025.

Reaksi Pasar dan Investor

Para investor menyambut positif bocoran ini karena segmen laptop murah global masih sangat besar. Pasar Chromebook yang mendekati stagnasi juga membuka ruang bagi Apple untuk menghadirkan alternatif premium dengan harga bersaing.

Di sisi lain, beberapa pengguna MacBook mengkritik langkah ini karena dikhawatirkan akan menurunkan citra MacBook sebagai laptop premium. Namun, strategi ini tidak jauh berbeda dengan keputusan Apple menghadirkan iPhone SE sebagai iPhone murah atau iPad generasi 9 yang tetap dipertahankan di lini edukasi.

Langkah Berani Apple

Jika benar MacBook murah dengan chip iPhone ini meluncur, maka Apple akan masuk ke medan persaingan Chromebook dan Windows laptop edukasi yang selama ini belum mereka kuasai. Dengan harga lebih rendah, brand Apple tetap akan menjadi daya tarik utama di kalangan pelajar dan orang tua yang ingin anaknya terbiasa dengan ekosistem Apple sejak dini.

Langkah ini juga menjadi pembuktian bahwa Apple mulai fokus menggarap volume penjualan di luar flagship, memanfaatkan efisiensi produksi chip A-series yang sudah matang dan stabil secara biaya. Kita tunggu saja gebrakan resminya dalam waktu dekat.

Exit mobile version