Garmin Hadirkan Google Maps di Smartwatch: Menyatukan Daya Navigasi dan Gaya Hidup Sehat

Bayangkan Anda sedang jogging di pagi hari. Jalanan masih lengang, matahari baru saja muncul di ufuk timur. Tangan Anda sibuk menahan ritme lari sambil sesekali mengusap keringat, namun di satu tikungan, Anda bingung: belok kiri atau lurus? Biasanya, Anda harus berhenti, membuka ponsel, membuka Google Maps, lalu menatap layar sambil menahan napas. Kini, kebiasaan itu bisa berubah selamanya.

Garmin, produsen smartwatch asal Kansas, Amerika Serikat, baru saja mengumumkan integrasi resmi Google Maps di berbagai lini smartwatch mereka. Bukan sekadar fitur tambahan, ini adalah langkah besar yang membawa Garmin mendekatkan teknologi kebugaran dan navigasi sehari-hari, menyatukannya dalam satu genggaman di pergelangan tangan Anda.

Mengapa Ini Penting?

Garmin memang sudah lama dikenal sebagai produsen smartwatch dengan akurasi GPS terbaik di kelasnya. Atlet triathlon, pelari maraton, pesepeda profesional, hingga pecinta aktivitas outdoor seperti hiking dan mendaki gunung, mempercayai Garmin karena daya tahan baterai dan keakuratan penunjuk lokasinya. Namun, satu yang selama ini menjadi celah kecil adalah: Garmin tidak memiliki aplikasi peta sepraktis Google Maps. Dengan integrasi ini, pengguna tidak perlu lagi menoleh ke layar ponsel untuk menavigasi rute baru, entah itu saat berlari di pusat kota, bersepeda keliling kawasan wisata, atau berjalan kaki menjelajah kota asing. Instruksi belokan demi belokan kini bisa muncul langsung di layar jam tangan Garmin Anda, lengkap dengan getaran lembut sebagai penanda jika belokan sudah dekat.

Cara Kerja Fitur Ini

Menurut rilis resmi Garmin dan Google yang dimuat di The Verge (8 Juli 2025), Google Maps dapat diunduh melalui Connect IQ Store, toko aplikasi resmi Garmin. Cara kerjanya:

  • Anda menetapkan tujuan di aplikasi Google Maps di ponsel Android Anda.
  • Buka aplikasi Google Maps di smartwatch Garmin Anda.
  • Petunjuk turn-by-turn akan langsung muncul di layar jam, lengkap dengan estimasi waktu dan jarak tempuh.
  • Tiga belokan berikutnya dapat Anda lihat hanya dengan mengetuk layar, membantu Anda merencanakan rute lebih baik tanpa harus menunggu perintah satu per satu.

Namun, perlu dicatat bahwa fitur ini hanya mendukung Android untuk saat ini. Belum ada kabar kapan pengguna iPhone dapat menikmatinya.

Model Garmin yang Mendukung Google Maps

Garmin menyebutkan lebih dari 90 model smartwatch mendukung aplikasi Google Maps ini, termasuk:

  • Garmin Fenix Series (terbaru seperti Fenix 8)
  • Forerunner Series (265, 955, 965)
  • Venu Series (Venu 3)
  • Vivoactive 5

Artinya, hampir semua smartwatch kelas menengah hingga flagship Garmin dapat mencicipi teknologi ini, asalkan sistem operasinya mendukung Connect IQ terbaru.

Apa Untungnya bagi Pengguna?

  1. Tidak Perlu Lagi Mengeluarkan Ponsel
    Saat berlari atau bersepeda, membuka ponsel seringkali merepotkan, terutama jika tangan berkeringat. Dengan notifikasi langsung di smartwatch, navigasi jadi seamless.
  2. Lebih Aman
    Bagi pesepeda atau pelari yang melintasi area ramai, menatap ponsel sama saja dengan mengundang risiko kecelakaan kecil hingga besar. Petunjuk di smartwatch membuat pandangan tetap fokus ke jalan.
  3. Efisiensi Baterai Ponsel
    Karena hanya menetapkan tujuan awal di ponsel, baterai tidak terkuras untuk menampilkan peta dan navigasi terus-menerus.
  4. Terintegrasi dengan Aktivitas
    Saat menggunakan Google Maps di Garmin, catatan aktivitas seperti langkah kaki, jarak tempuh, detak jantung, hingga kalori yang terbakar tetap terekam dan tersimpan di Garmin Connect. Ini adalah keunggulan yang tidak dimiliki jika Anda hanya menggunakan ponsel.

Tantangan dan Batasan

Meski terdengar sempurna, integrasi ini belum sepenuhnya mulus. Di forum resmi Garmin, beberapa pengguna iOS mengeluhkan aplikasi yang tidak muncul meski model smartwatch mereka tercatat mendukung. Selain itu, penetapan tujuan tetap harus dilakukan di ponsel Android, karena smartwatch Garmin belum mendukung input teks pencarian destinasi.

Namun, bagi banyak orang, keterbatasan ini bukan masalah besar. Navigasi di smartwatch memang dirancang sebagai perpanjangan praktis dari smartphone, bukan penggantinya.

Strategi Garmin: Menjaga Relevansi di Era Wear OS dan Apple Watch

Langkah ini menegaskan posisi Garmin sebagai pemain tangguh di industri smartwatch global. Pasalnya, Wear OS milik Google dan watchOS milik Apple sudah lama mendukung Google Maps. Garmin yang selama ini mengandalkan peta internal, kini membuka diri dengan menghadirkan Google Maps secara resmi. Ini adalah sinyal bahwa Garmin tidak ingin hanya menjadi jam tangan olahraga, melainkan jam tangan multifungsi untuk kehidupan sehari-hari.

Menurut analis industri wearable di TechRadar, kehadiran Google Maps ini bisa menjadi batu loncatan Garmin untuk menghadirkan fitur-fitur seluler lain di masa depan, termasuk konektivitas LTE dan aplikasi Google lainnya.

Kesimpulan: Garmin dan Google Maps, Kombinasi Sempurna

Kehadiran Google Maps di smartwatch Garmin bukan hanya kabar baik bagi pelari, pesepeda, dan pejalan kaki. Ini adalah bukti bahwa kolaborasi antara dua raksasa di bidangnya dapat menghadirkan solusi nyata bagi pengguna. Garmin dengan GPS dan ketahanan baterai, Google Maps dengan peta akurat dan petunjuk real-time.

 

Insta360 X5 BMW Edition: Kamera 360° Premium untuk Petualangan Maksimal

Insta360 menghadirkan gebrakan baru melalui kolaborasi dengan BMW Motorrad lewat peluncuran Insta360 X5 BMW Motorrad Edition. Kamera aksi edisi terbatas ini tidak hanya tampil elegan dengan logo BMW, tetapi juga membawa fitur canggih seperti video 360° 8K, stabilisasi FlowState, dan BMW Mini Remote untuk kontrol praktis saat perjalanan. Ultra Battery 2800 mAh memastikan daya tahan lebih lama, menjadikannya pilihan ideal bagi penjelajah jalanan, vlogger, maupun kreator konten yang mengutamakan kualitas rekam premium.

Desain Eksklusif Bernuansa BMW

Pada pandangan pertama, edisi ini menampilkan desain elegan dengan logo BMW Motorrad di bodi belakang kamera, dipadukan nuansa hitam solid yang menghadirkan kesan premium dan berkelas. Selain perubahan kosmetik, kamera ini juga menyematkan user interface bertema BMW di dalamnya. Pengguna dapat menampilkan data kecepatan dan jarak tempuh secara real-time langsung di rekaman 360°, menghadirkan pengalaman serupa teknologi HUD pada kendaraan BMW.

Kemasan penjualannya pun didesain eksklusif, menonjolkan fitur dan aksesori penting bagi penjelajah jarak jauh. Bagi penggemar BMW, detail ini meningkatkan nilai koleksi sekaligus kebanggaan saat digunakan.

Kendali Praktis dengan BMW Mini Remote

Salah satu nilai jual utama dari edisi ini adalah kehadiran BMW Mini Remote, remote kecil yang dapat dipasang di handle atau bagian kendali kendaraan, memungkinkan pengguna untuk menekan tombol start/stop rekaman atau mengganti mode tampilan hanya dengan satu ketukan, tanpa melepaskan genggaman. Kehadiran mode InstaFrame memungkinkan perpindahan cepat antara sudut pandang depan, selfie, atau perekaman 360° penuh saat berkendara. Fitur ini menjadi solusi praktis bagi vlogger perjalanan yang membutuhkan fleksibilitas dalam satu perangkat.

Baterai Ultra Tahan Lama untuk Perjalanan Jauh

X5 BMW Motorrad Edition dilengkapi dengan Ultra Battery berkapasitas 2800 mAh, meningkat sekitar 17% dibanding baterai standar. Hal ini memungkinkan pengguna merekam lebih lama tanpa harus sering mengganti daya, sangat penting untuk perjalanan jauh atau ekspedisi seharian penuh.

Proses pengisian dayanya juga cepat, karena dengan charger PD3.0 30W, baterai dapat terisi 80% hanya dalam 20 menit dan penuh dalam waktu sekitar 35 menit. Artinya, kamera selalu siap digunakan kapan saja tanpa khawatir kehilangan momen terbaik di perjalanan.

Spesifikasi Teknis Terkini

Sebagai varian premium berbasis platform X5 standar, kamera ini membawa fitur unggulan seperti:

  • Video 360° beresolusi 8K/30fps dengan invisible selfie stick untuk hasil sinematik tanpa gangguan batang penyangga
  • Sensor 1/1.28 inci, 144% lebih besar dibanding pendahulunya, dengan PureVideo Mode berbasis AI untuk hasil optimal di kondisi minim cahaya
  • Stabilisasi FlowState yang menjaga hasil video tetap halus dan stabil, bahkan saat melintasi jalan bergelombang atau kecepatan tinggi
  • Ketahanan air IP68 hingga kedalaman 15 meter tanpa casing tambahan
  • Desain lensa yang mudah diganti (user-replaceable), meningkatkan ketahanan sekaligus mengurangi limbah elektronik
  • Rekaman flat melalui InstaFrame Mode serta perekaman 360° penuh secara simultan, mempermudah proses editing dan distribusi konten
  • Audio jernih dengan muffler anti-angin terbaru, memastikan suara tetap jelas di tengah hembusan angin kencang

Ketahanan dan Performa

Dengan baterai standar 2400 mAh, X5 mampu bertahan hingga 93 menit untuk perekaman 8K/30fps, 135 menit pada 5.7K/30fps, dan 208 menit di 5.7K/24fps. Namun pada edisi BMW dengan Ultra Battery 2800 mAh, durasi rekaman meningkat sekitar 17%, mendukung aktivitas perekaman non-stop sepanjang hari.

Harga dan Ketersediaan

Insta360 X5 BMW Motorrad Edition dipasarkan secara global dengan harga sekitar US$599.99, sudah termasuk kamera, mini remote BMW, Ultra Battery, dan pouch eksklusif berlogo BMW Motorrad. Paket ini tersedia dalam jumlah terbatas, sehingga calon pembeli disarankan segera melakukan pemesanan melalui situs resmi Insta360 atau retailer resmi sebelum stok habis.

Siapa yang Cocok Menggunakan Kamera Ini?

Edisi khusus ini ideal bagi:

  • Pengguna kendaraan BMW yang mengutamakan branding, fitur praktis, dan estetika elegan
  • Penjelajah jarak jauh yang membutuhkan kamera dengan kontrol mudah tanpa melepas genggaman
  • Kreator konten atau vlogger yang menginginkan hasil rekaman sinematik beresolusi tinggi untuk media sosial maupun channel profesional
  • Pecinta outdoor yang membutuhkan stabilisasi maksimal dan ketahanan di berbagai kondisi ekstrim

Lebih dari Sekadar Edisi Terbatas

Insta360 X5 BMW Motorrad Edition bukan hanya perubahan desain visual belaka, melainkan juga menghadirkan peningkatan fungsional yang nyata. Dengan UI bertema BMW, Mini Remote praktis, baterai Ultra tahan lama, serta kemampuan perekaman 8K 360° dengan stabilisasi canggih, kamera ini menjadi perangkat yang ideal untuk mendokumentasikan perjalanan dengan kualitas terbaik. Bagi penjelajah serius maupun kreator konten profesional, kamera ini adalah investasi tepat untuk mengabadikan setiap petualangan dengan gaya khas BMW dan teknologi terdepan dari Insta360.

 

Cabubu on Mars & Venus: Ponsel Lipat Samsung Terlangka dari Caviar untuk Kolektor

Caviar, brand modifikasi gadget mewah asal Rusia, kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor personalisasi ponsel ultra-premium melalui koleksi terbarunya. Kali ini, Caviar menghadirkan seri modifikasi bertajuk Grand Complications, terinspirasi dari istilah dalam dunia horologi Swiss yang merujuk pada jam tangan super rumit, di mana estetika dan teknologi mekanis berpadu dengan harmonis.

Dalam edisi Grand Complications ini, Caviar meluncurkan lini Cosmic Cabubu, kolaborasi istimewa yang mengusung tema antariksa dengan menghadirkan karakter Labubu – maskot ikonik buatan POP MART asal Hong Kong yang populer di kalangan kolektor art toys di Asia maupun global. Namun, dalam interpretasi Caviar, karakter ini disebut Cabubu, menampilkan Labubu dan kawan-kawannya dalam balutan desain kosmik yang futuristik.

Filosofi di balik nama Grand Complications dan Cosmic Cabubu

Penamaan Grand Complications tidak hanya sekadar mengambil istilah horologi. Caviar ingin menekankan bahwa setiap modifikasinya adalah karya seni dengan tingkat kerumitan tinggi, layaknya tourbillon atau perpetual calendar dalam dunia jam tangan mewah. Di sisi lain, Cosmic Cabubu menghadirkan filosofi imajinasi tanpa batas, di mana Labubu digambarkan sebagai penjelajah planet – simbol kebebasan, kelincahan, dan mimpi masa kecil yang dibawa hingga dewasa.

Dua varian super mewah bertema planet

Dalam seri Cosmic Cabubu, terdapat dua varian utama yang diluncurkan:

  1. Cabubu on Mars – Samsung Galaxy Z Fold7
    Versi standar Samsung Galaxy Z Fold7 dijual mulai Rp30 jutaan di Indonesia. Namun, edisi Caviar Cabubu on Mars dijual dengan harga fantastis, mulai dari USD 10.340 hingga USD 17.000 atau sekitar Rp175 hingga Rp275 juta, tergantung kapasitas penyimpanan dan detail modifikasi yang dipilih. Modifikasi Cabubu on Mars menampilkan desain yang terinspirasi lanskap planet merah dengan detail berikut:
    1. Bingkai titanium hitam dengan lapisan PVD Swiss untuk daya tahan ekstra dan tampilan premium.
    2. Panel kaca merah tua yang merepresentasikan tanah Mars, dikombinasikan dengan finishing glossy elegan.
    3. Figur 3D Zimomo, yang merupakan versi maskulin dari Labubu, dilapisi enamel premium dan emas 24 karat untuk menghadirkan kesan artistik, mewah, serta menonjolkan detail desain istimewa yang dibuat dengan tingkat ketelitian tinggi khas Caviar.
    4. Serpihan meteorit Muonionalusta asli ditanamkan pada bagian belakang ponsel, menghadirkan elemen antariksa otentik yang tak ternilai.
  2. Cabubu on Venus – Samsung Galaxy Z Flip7
    Untuk varian Flip7, Caviar menamainya Cabubu on Venus. Harga jualnya mulai USD 8.910 atau sekitar Rp151 juta. Ponsel ini dimodifikasi dengan desain feminin berestetika lembut namun tetap mewah, menampilkan:
    1. Material titanium hitam dipadukan dengan aksen emas ganda yang elegan.
    2. Detail enamel bernuansa pastel melambangkan permukaan Venus yang misterius namun memesona.
    3. Serpihan meteorit asli serta 13 berlian alami tertanam di bagian belakang, menciptakan motif langit bertabur bintang yang menegaskan aura kemewahan dan eksklusivitasnya.

Produksi ultra terbatas: hanya untuk segelintir kolektor

Tidak seperti edisi Caviar lain yang umumnya diproduksi sebanyak 99 unit, Cosmic Cabubu hanya dibuat masing-masing 8 unit di seluruh dunia. Jumlah yang sangat terbatas ini menjadikannya bukan hanya gadget, melainkan aset koleksi dengan nilai prestige tinggi. Pemiliknya pun dapat dipastikan masuk ke dalam lingkaran eksklusif pengguna ponsel terlangka di dunia.

Spesifikasi teknis tetap optimal

Meski desainnya dirombak total, spesifikasi teknis dasar tetap mengikuti versi Samsung. Galaxy Z Fold7 dibekali layar AMOLED 8 inci beresolusi tinggi, ditenagai Snapdragon 8 Elite, serta kamera utama beresolusi 200 MP untuk hasil fotografi flagship terbaik. Sedangkan Galaxy Z Flip7 hadir dengan layar utama 6,9 inci, prosesor Exynos 2500, dan kamera utama 50 MP. Performa flagship Samsung dikombinasikan dengan estetika seni tinggi khas Caviar.

Perpaduan seni, teknologi, dan status sosial

Melalui Cosmic Cabubu, Caviar tidak hanya menawarkan modifikasi ponsel biasa, melainkan karya seni wearable yang menyimpan filosofi dan narasi di balik desainnya. Figur Cabubu sebagai penjelajah planet menekankan tema kebebasan, imajinasi, dan keunikan diri, sementara material titanium, emas 24 karat, berlian alami, hingga serpihan meteorit menghadirkan rasa bangga dan simbol status yang tidak terbantahkan.

Di era ketika teknologi kian melebur dalam keseharian, Samsung Galaxy Z Fold7 dan Flip7 Cosmic Cabubu membuktikan bahwa teknologi dan kemewahan dapat berjalan beriringan, menjadikan gadget lebih dari sekadar alat komunikasi modern, ponsel ini menjadi representasi gaya hidup, kepribadian, visi, serta cita rasa estetika dan status sosial pemiliknya di mata dunia. Bagi sebagian orang, ponsel ini mungkin terlihat “berlebihan”. Namun, bagi kolektor luxury gadget, Cosmic Cabubu adalah investasi seni dan simbol pencapaian diri, mengingat jumlahnya yang super langka dan tema artistik yang menembus batas realitas.

Garmin Venu X1 Resmi Meluncur di Indonesia: Smartwatch Tipis Premium dengan Fitur Lengkap

Garmin kembali menegaskan posisinya di pasar smartwatch premium Indonesia dengan meluncurkan Garmin Venu X1 pada 9 Juli 2025. Smartwatch terbaru ini hadir membawa desain revolusioner yang lebih tipis, layar besar AMOLED, serta fitur kesehatan dan olahraga yang semakin canggih untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup aktif masyarakat urban maupun para atlet profesional.

Desain Premium: Tipis, Ringan, dan Elegan

Garmin Venu X1 tampil menonjol dengan ketebalan hanya sekitar 7,9–8 mm dan berat berkisar 34–40 gram, menjadikannya salah satu smartwatch paling tipis dan ringan yang pernah diluncurkan Garmin. Hal ini berkat penggunaan material premium seperti titanium pada casing belakang serta lensa safir yang memberikan ketahanan gores maksimal.

Berbeda dengan generasi Venu sebelumnya yang berbentuk bulat, Garmin Venu X1 kini mengusung desain kotak dengan sudut melengkung yang mengingatkan pada Apple Watch. Layar AMOLED berukuran 2 inci (448 x 486 piksel) pada Garmin Venu X1 sedikit lebih besar dibandingkan Apple Watch Ultra 2 yang berukuran 1,9 inci. Ukuran ini membuat tampilan data menjadi lebih luas, detail, dan tetap mudah dibaca meskipun di bawah sinar matahari terik. Untuk menunjang kenyamanan pemakaian, Venu X1 dilengkapi strap nylon ComfortFit 24 mm dengan mekanisme quick-release yang memudahkan pengguna mengganti strap sesuai kebutuhan harian atau aktivitas olahraga mereka.

Fitur Kebugaran dan Pelatihan Lengkap

Sebagai smartwatch andalan Garmin, Venu X1 dibekali fitur:

  • Lebih dari 100 profil aktivitas: mulai dari lari, bersepeda, renang, golf, hiking, hingga tim olahraga.
  • Running Tolerance & Running Economy: menganalisis dampak latihan dan efisiensi lari (dengan HRM-600).
  • Strength Training Coach & Muscle Map: panduan latihan beban dengan visualisasi otot yang terlibat.
  • Training Readiness & Recovery Time: membantu manajemen latihan dan pemulihan berdasarkan data HRV dan intensitas aktivitas.
  • Pemantauan kesehatan 24/7: detak jantung generasi V5, SpO₂, Body Battery, stres, deteksi tidur siang otomatis, serta AI Sleep Coach dan Morning/Evening Report.

Bagi pengguna yang gemar berpetualang, Venu X1 kini dilengkapi topo maps penuh warna yang dapat diakses offline untuk navigasi hiking atau aktivitas luar ruangan.

Untuk navigasi, Venu X1 dilengkapi berbagai fitur canggih seperti TracBack, ClimbPro, turn-by-turn navigation, hingga Outdoor Maps+, yang sebelumnya hanya tersedia di seri Fenix. Kehadiran fitur ini membuat Venu X1 sangat ideal digunakan untuk aktivitas outdoor dan penjelajahan alam.

Fitur Golf Profesional

Bagi penggemar golf, smartwatch ini menyediakan akses ke lebih dari 43.000 lapangan golf di seluruh dunia, lengkap dengan fitur PlaysLike 2.0, Virtual Caddie, Green Contour, Pin Pointer, Hazard View, serta data kecepatan dan arah angin secara real-time, membantu meningkatkan strategi permainan di lapangan. Fitur-fitur ini umumnya hanya tersedia di smartwatch golf khusus Garmin Approach, namun kini tersedia di Venu X1.

Smart Features: Telepon, Voice Command, dan Senter LED

Menjawab kebutuhan smartwatch harian, Garmin Venu X1 memiliki speaker dan mikrofon internal yang memungkinkan pengguna melakukan dan menerima panggilan langsung dari pergelangan tangan saat terhubung ke smartphone. Fitur voice command onboard juga hadir, memungkinkan pengguna memulai latihan atau mengatur timer hanya melalui perintah suara tanpa menyentuh layar.

Uniknya, Venu X1 memiliki senter LED built-in dengan tingkat terang yang diklaim lebih kuat dari lampu senter ponsel, bermanfaat dalam keadaan darurat atau saat beraktivitas malam hari.

Selain itu, tersedia musik offline yang dapat diisi dari Spotify atau file lokal, serta Garmin Pay untuk pembayaran nirkontak. Saat ini, fitur Garmin Pay di Indonesia masih dalam proses integrasi dengan Bank Mega dan Visa, namun Garmin memastikan layanan pembayaran nirkontak ini akan segera tersedia melalui pembaruan perangkat lunak mendatang.

Daya Tahan Baterai

Garmin Venu X1 menawarkan daya tahan baterai sebagai berikut:

  • Mode smartwatch normal: hingga 8 hari.
  • Always-On Display aktif: berkisar 2 hari.
  • Mode GPS dengan musik: sekitar 7–14 jam.
  • Mode GPS only (all-systems): hingga 14–16 jam.

Meski memiliki layar AMOLED besar, daya tahan baterai Venu X1 tetap tergolong sangat baik, menjadi salah satu keunggulan utama dibandingkan smartwatch lain dengan layar serupa di kelas premium.

Harga dan Promo Peluncuran

Garmin Venu X1 dijual resmi di Indonesia dengan harga Rp 13.439.000 dalam varian Black dan Moss. Selama periode peluncuran 9 Juli – 9 Agustus 2025, tersedia promo cashback Rp 800.000 untuk pembelian melalui Garmin Brand Store atau Urban Republic dengan cicilan 0% menggunakan kartu kredit BCA, Mandiri, dan DBS.

Kelebihan dan Kekurangan Garmin Venu X1

Kelebihan:

  • Desain premium ultra-tipis dengan titanium dan lensa safir
  • Layar AMOLED 2 inci tajam dan terang
  • Fitur kebugaran, pelatihan, dan navigasi outdoor sangat lengkap
  • Topo maps offline penuh warna
  • Voice command onboard dan panggilan langsung
  • Built-in LED flashlight

Kekurangan:

  • Harga premium Rp 13 jutaan
  • Fitur ECG belum tersedia
  • Always-On Display memangkas baterai menjadi ~2 hari

Kesimpulan

Garmin Venu X1 adalah smartwatch yang menargetkan pengguna profesional, atlet, maupun pecinta gaya hidup aktif yang mendambakan desain premium tipis ringan tanpa mengorbankan fitur canggih. Secara keseluruhan, dengan fitur kebugaran dan navigasi yang menyaingi seri Fenix serta desain premium yang menantang Apple Watch Ultra, Garmin Venu X1 menawarkan layar lebih besar dan daya tahan baterai yang lebih panjang untuk penggunaan harian. Jika Anda mencari smartwatch premium serbaguna untuk mendukung gaya hidup, aktivitas olahraga serius, serta aktivitas outdoor dengan desain elegan, Garmin Venu X1 layak menjadi pilihan utama di tahun 2025 ini.

Mengintip Huawei Pura 80 Ultra: Smartphone dengan Kamera Zoom Optik Terbaik 2025m

Huawei kembali mengguncang pasar flagship melalui peluncuran Pura 80 Pro dan Pura 80 Ultra, dua smartphone yang diklaim membawa inovasi kamera revolusioner di tahun 2025. Seri Pura adalah nama baru yang menggantikan Huawei P Series, menandai transformasi identitas flagship mereka dengan penekanan pada desain premium dan teknologi kamera canggih. Namun, apakah keduanya layak dibeli? Berikut ulasan lengkapnya.

Desain dan Layar Premium

Baik Pura 80 Pro maupun Ultra dibekali layar OLED LTPO 6,8 inci beresolusi 2848×1276 dengan refresh rate adaptif 1–120 Hz. Layarnya mendukung kecerahan hingga 3000 nits, menghasilkan tampilan jernih meskipun di bawah sinar matahari langsung. Seri ini menggunakan material premium, yakni rangka aluminium dan Kunlun Glass Gen 2 di bagian depan dan belakang.

Huawei Pura 80 Ultra memiliki sertifikasi IP69, yang lebih tinggi dibanding IP68 pada Pura 80 Pro. Sertifikasi ini memastikan perlindungan maksimal terhadap debu dan mampu menahan semprotan air bertekanan tinggi, sesuai standar perlindungan industri. Bobot Ultra mencapai 234 gram, sedikit lebih berat dibanding Pro yang hanya 220 gram. Keduanya tetap nyaman di genggaman, meskipun layar lengkungnya bisa terasa licin bagi sebagian pengguna.

Performa dan Baterai

Kedua model menggunakan chipset Kirin 9020 yang dipadukan dengan RAM 12GB pada Pura 80 Pro, sedangkan Pura 80 Ultra mendapatkan konfigurasi lebih tinggi hingga 16GB untuk mendukung performa multitasking dan proses pengolahan gambar yang lebih berat. Untuk penyimpanan internal, tersedia pilihan 512GB hingga 1TB, memastikan ruang yang lega untuk ribuan foto dan video beresolusi tinggi.

Di sektor daya, Huawei Pura 80 Ultra memiliki baterai 5170mAh dengan fast charging 100W kabel dan 80W wireless, sedangkan Pura 80 Pro mendukung fast charging hingga 66W. Pengisian daya Ultra dari 0% ke 50% hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, memudahkan aktivitas padat seharian penuh.

Kamera: Fitur Andalan Huawei Pura 80 Series

  • Pura 80 Pro

Model ini dibekali sensor utama 50MP 1-inch dengan aperture variabel f/1.6–4.0, menghasilkan foto dengan detail tajam dan rentang dinamis yang luas, cocok untuk kondisi minim cahaya maupun landscape siang hari. Kamera ultra-wide 40MP-nya juga menghasilkan foto yang detail dan minim distorsi, sementara kamera telefoto 48MP mendukung zoom optik 3-5x.

  • Pura 80 Ultra

Inilah model flagship dengan fitur kamera paling inovatif di industri saat ini. Pura 80 Ultra menghadirkan teknologi dual-lens periscope telephoto pertama di dunia, yang memungkinkan dua lensa dengan panjang fokus berbeda menggunakan satu sensor melalui sistem prisma mekanik yang bergerak secara presisi saat berganti lensa. Lensa pertama adalah 3.7x (83mm) f/2.4 beresolusi 50MP, sedangkan lensa kedua 9.4x (212mm) f/3.6 menghasilkan foto 12.5MP.

Huawei Pura 80 Ultra juga dilengkapi fitur stabilisasi gambar optik yang lebih canggih dibanding pendahulunya. Fitur ini memastikan hasil foto tetap tajam meskipun diambil dalam kondisi kurang cahaya atau saat tangan sedikit bergetar. Fitur ini semakin melengkapi kemampuan kamera Ultra untuk memotret objek jarak jauh dengan detail dan warna tetap tajam, meski untuk perekaman video, zoom 9.4x hanya tersedia secara digital dari lensa 3.7x.

Sistem Operasi dan Antarmuka

Di pasar China, seri ini menggunakan HarmonyOS 5.1 Next yang tidak berbasis Android, sementara versi global menjalankan EMUI 15 berbasis Android namun tanpa layanan Google. Huawei mengandalkan AppGallery sebagai alternatif, didukung GBox dan Petal Search untuk akses aplikasi populer di luar ekosistem Google.

Kelebihan dan Kekurangan

  1. Huawei Pura 80 Pro
    1. Kelebihan
      • Sensor utama besar dengan aperture variabel
      • Ultra-wide beresolusi tinggi
      • Fast charging 66W
      • Bobot lebih ringan dibanding Ultra
    2. Kekurangan
      • Tidak memiliki sistem telefoto ganda
      • Masih tanpa layanan Google di EMUI global
  2. Huawei Pura 80 Ultra
    1. Kelebihan
      • Dual-lens telephoto pertama di dunia
      • Zoom optik hingga 9.4x dengan detail tetap terjaga
      • Fitur stabilisasi optik generasi terbaru
      • Fast charging tercepat di kelasnya (100W kabel, 80W wireless)
      • Desain premium dengan sertifikasi IP69
    2. Kekurangan
      • Harga sangat tinggi (estimasi global USD 1.700–1.800)
      • Bobot cukup berat bagi pengguna yang mengutamakan ergonomi
      • Zoom 9.4x tidak mendukung perekaman video

Siapa yang Cocok Menggunakan?

Huawei Pura 80 Pro cocok untuk pengguna yang menginginkan smartphone flagship dengan kamera berkualitas tinggi untuk fotografi harian, traveling, dan konten media sosial.

Huawei Pura 80 Ultra ditujukan untuk fotografer profesional, content creator, atau siapa pun yang ingin memaksimalkan kemampuan fotografi mobile, terutama untuk memotret objek jarak jauh dengan kualitas yang mendekati hasil kamera mirrorless tanpa perlu membawa peralatan berat.

Huawei Pura 80 Pro dan Ultra berhasil menegaskan posisi Huawei sebagai raja kamera smartphone. Pura 80 Pro menawarkan pengalaman flagship dengan harga relatif lebih bersahabat, sementara Pura 80 Ultra menghadirkan inovasi kamera terdepan dengan dual telephoto periscope pertama di dunia dan fitur stabilisasi optik generasi terbaru. Meski hadir dengan harga tinggi dan beberapa keterbatasan seperti ketiadaan layanan Google, bagi pecinta fotografi mobile, keduanya menjadi pilihan terbaik di tahun 2025.

Baru Dirilis, Sony Xperia 1 VII Sudah Ditarik dari Pasaran karena Error Shutdown

Sony kembali diterpa badai di tengah upayanya mempertahankan pasar flagship smartphone global. Setelah peluncuran Xperia 1 VII pada Mei 2025, yang sempat menuai pujian berkat layarnya yang sinematik 4K OLED 120Hz dan fitur kamera pro-level, kini Sony terpaksa menarik flagship terbarunya itu dari beberapa pasar penting akibat masalah teknis serius: perangkat mengalami mati mendadak (random shutdown) dan tidak dapat dinyalakan kembali.

Masalah ini pertama kali mencuat di Jepang pada akhir Juni 2025 ketika sejumlah pengguna Xperia 1 VII melaporkan perangkat mereka mendadak mati tanpa sebab jelas, bahkan setelah restart paksa atau pengecasan lama, ponsel tetap tidak menyala. Di Jepang, varian yang terdampak meliputi model XQ-FS44 (SIM-free) dan operator Docomo (SO-51F), au (SOG15), serta Softbank (A501SO).

Pada 4 Juli 2025, Sony Jepang secara resmi mengumumkan penangguhan penjualan Xperia 1 VII di seluruh negara tersebut. Mereka menyatakan sedang menyelidiki penyebab pasti dan menyarankan pengguna yang mengalami mati total untuk mencoba force restart (menekan tombol power + volume up selama 20 detik) atau membawa unit ke service center jika langkah itu tidak berhasil.

Tak berhenti di Jepang, beberapa hari berikutnya Sony juga menarik Xperia 1 VII dari pasaran Hong Kong dan Taiwan. Kedua wilayah ini menerima pengumuman serupa pada 6-7 Juli 2025, dengan pernyataan resmi yang menekankan bahwa penjualan dihentikan sementara waktu demi menemukan solusi menyeluruh. Media teknologi di Taiwan, seperti ePrice dan Qooah, melaporkan kasus shutdown random terjadi pada varian XQ-FS44 yang dijual resmi di sana, termasuk unit demo di toko retail.

Langkah Sony ini menimbulkan kekhawatiran bahwa masalah shutdown tidak hanya terbatas pada wilayah Jepang. Beberapa pengguna di forum Reddit dan XDA Developers juga menyebut mereka mengalami gejala serupa di Eropa, meskipun hingga kini Sony Eropa belum memberikan pengumuman resmi. Namun di beberapa negara Eropa seperti Jerman, Inggris, dan Spanyol, website Sony mulai menampilkan status “Out of Stock” pada Xperia 1 VII, menimbulkan dugaan bahwa penangguhan juga telah diberlakukan diam-diam di kawasan tersebut.

Sementara itu di Singapura, HardwareZone melaporkan bahwa pre-order Xperia 1 VII yang seharusnya dikirim dalam minggu kedua Juli telah ditunda. Distributor resmi mengonfirmasi bahwa Sony menarik sementara unit yang masuk, menunggu arahan lebih lanjut terkait penyelidikan global.

Penyebab masalah shutdown Xperia 1 VII hingga kini masih misterius. Teori awal menyebutkan adanya bug software yang menimbulkan crash pada proses background tertentu, seperti fitur wireless charging atau jaringan 5G/4G. Sebagian pengguna di Jepang menyebut mode preferensi jaringan 5G otomatis memicu ponsel mereka mati, sedangkan saat diatur ke preferensi 4G, gejala shutdown random berkurang. Namun belum ada verifikasi resmi dari Sony mengenai dugaan ini.

Selain itu, spekulasi lain muncul bahwa komponen hardware tertentu bermasalah, terutama modul power management yang terintegrasi dengan chipset. Apabila dugaan hardware terbukti benar, maka kemungkinan besar Sony harus melakukan recall massal yang tentu berdampak besar secara finansial maupun reputasi.

Menanggapi situasi ini, Sony hanya memberikan langkah mitigasi sementara bagi pengguna, yaitu:

  • Force restart dengan menekan dan menahan tombol power + volume up selama sekitar 20 detik.
  • Update software jika perangkat masih menyala, dengan patch yang dirilis pasca-penangguhan penjualan.
  • Menghubungi layanan purna jual resmi jika perangkat tidak bisa menyala sama sekali.

Di Jepang, operator Docomo, au, dan Softbank telah merilis pengumuman di situs mereka mengenai prosedur penanganan klaim. Mereka mengonfirmasi pelanggan dapat membawa unit ke gerai resmi untuk pengecekan dan reparasi, atau penggantian unit jika diperlukan.

Penarikan flagship Xperia 1 VII ini menimbulkan implikasi besar di pasar smartphone premium. Sony selama ini dikenal dengan build quality tinggi, meskipun penjualannya di segmen smartphone tergolong niche. Banyak analis menilai kasus shutdown massal pada produk flagship dapat merusak kepercayaan pasar dan memperlebar kesenjangan kompetisi Sony dengan brand Android besar lain seperti Samsung dan Xiaomi yang agresif dengan flagship foldable maupun flagship AI mereka.

Saat ini, belum ada jadwal pasti kapan penjualan Xperia 1 VII akan dilanjutkan kembali di Jepang, Hong Kong, dan Taiwan. Sony hanya menyatakan akan memberikan pengumuman lebih lanjut setelah investigasi selesai. Beberapa distributor di Asia Tenggara juga mulai menunda peluncuran resmi produk ini hingga ada kepastian dari pihak principal.

Di forum Xperia global, banyak calon pembeli yang mengaku menunda pembelian hingga Sony memastikan masalah shutdown benar-benar terselesaikan. Beberapa dari mereka khawatir akan risiko hilangnya data penting apabila perangkat mati total mendadak tanpa sempat backup.

Langkah Sony untuk melakukan penangguhan cepat diapresiasi oleh sebagian pihak karena menunjukkan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kepuasan pelanggan. Namun di sisi lain, penangguhan ini sekaligus menegaskan bahwa masalah shutdown Xperia 1 VII berpotensi lebih luas dari perkiraan awal, bukan hanya bug minor yang bisa diatasi update software biasa.

Xiaomi Smart Band 10 Resmi Dirilis di Indonesia, Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Fitur Lengkap

Xiaomi kembali menegaskan eksistensinya di pasar wearable dengan merilis Smart Band 10 secara resmi di Indonesia. Perangkat ini menjadi penerus Smart Band 8 yang sudah populer di kalangan pecinta gaya hidup sehat, namun kali ini Xiaomi membawa sejumlah peningkatan signifikan, baik dari sisi desain, fitur kesehatan, hingga integrasi ekosistemnya.

Peluncuran Smart Band 10 di Indonesia diumumkan bersamaan dengan produk wearable lain seperti Xiaomi Watch S4, menegaskan strategi perusahaan untuk memperkuat dominasi di segmen perangkat AIoT dan gaya hidup.

Desain Lebih Premium dan Layar AMOLED Besar

Salah satu keunggulan utama Xiaomi Smart Band 10 terletak pada layarnya yang jauh lebih besar. Perangkat ini mengusung layar AMOLED berukuran 1,72 inci, jauh melampaui layar Smart Band generasi sebelumnya yang hanya berkisar di 1,62 inci. Dengan resolusi 212 x 520 piksel dan kerapatan 326 ppi, layar Smart Band 10 mampu menampilkan detail yang tajam, serta didukung refresh rate 60Hz untuk transisi menu yang halus dan responsif.

Tidak hanya itu, tingkat kecerahan layarnya mencapai 1.500 nits, sehingga tetap terlihat jelas meski digunakan di bawah sinar matahari langsung. Desainnya sendiri dibuat lebih modern dengan bezel ultra-tipis hanya 2mm, serta rasio layar-ke-bodi mencapai 73%, memberikan kesan lega saat menampilkan data dan notifikasi.

Terdapat dua pilihan material bodi:

  • Aluminium alloy dengan varian warna Midnight Black, Glacier Silver, dan Mystic Rose, bobot hanya sekitar 15,95 gram.
  • Edisi Keramik (Pearl White) yang terlihat lebih premium dengan bobot 23,05 gram.

Strap-nya juga kini hadir dengan berbagai opsi bahan, mulai silikon, fluoro rubber, vegan leather, hingga strap rajut, memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk menyesuaikan dengan gaya dan kebutuhan aktivitas harian.

Fitur Kebugaran dan Kesehatan yang Lebih Lengkap

Xiaomi Smart Band 10 menawarkan lebih dari 150 mode olahraga, mulai dari aktivitas populer seperti lari, bersepeda, yoga, hingga renang dan berbagai latihan khusus seperti strength training serta HIIT. Dengan sensor gerak 9-axis yang lebih canggih (accelerometer + giroskop + kompas), perangkat ini mampu membaca gerakan tubuh secara lebih akurat, termasuk estimasi VO2 Max, beban latihan, waktu pemulihan, dan kecepatan real-time saat berolahraga.

Fitur renangnya juga mengalami peningkatan. Berkat sertifikasi tahan air 5 ATM (50 meter), Smart Band 10 aman digunakan saat berenang. Perangkat ini juga mampu mendeteksi gaya renang yang digunakan dan memantau detak jantung secara real-time di dalam air dengan akurasi mencapai 96%.

Di sisi pemantauan kesehatan, Smart Band 10 dilengkapi sensor detak jantung optik (PPG), oksimeter (SpO2), pengukur stres, hingga pelacak siklus menstruasi bagi pengguna perempuan. Xiaomi juga meningkatkan fitur monitor tidur yang kini bisa menganalisis fase tidur (ringan, dalam, REM), efisiensi tidur, dan memberikan rekomendasi berbasis program optimalisasi tidur selama 21 hari yang dirancang dengan referensi data World Sleep Society.

Konektivitas dan Fitur Ekosistem Xiaomi

Ditenagai HyperOS 2.0, Xiaomi Smart Band 10 hadir bukan sekadar sebagai pelacak kebugaran biasa, melainkan juga perangkat multifungsi yang terhubung dengan ekosistem pintar Xiaomi. Perangkat ini dapat terkoneksi ke ekosistem Xiaomi lainnya seperti smart TV, earphones, tablet, dan smart home. Contohnya, pengguna dapat mengontrol musik di TV, menjadi remote presentasi, hingga membuka kamera ponsel Xiaomi langsung dari gelang pintar ini.

Selain itu, Smart Band 10 dilengkapi fitur broadcast detak jantung via Bluetooth ke perangkat lain, mode Always-On Display, panggilan cepat, notifikasi aplikasi, sinkronisasi kalender, hingga mini game untuk hiburan singkat saat senggang.

Baterai Tahan Lama hingga 21 Hari

Xiaomi membekali Smart Band 10 dengan baterai 233 mAh, yang diklaim dapat bertahan hingga 21 hari untuk penggunaan standar. Sementara jika fitur Always-On Display diaktifkan terus-menerus, daya tahannya mencapai 9 hari. Pengisian dayanya juga cepat melalui sistem magnetik yang hanya memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk penuh.

Harga Terjangkau dengan Fitur Premium

Di Indonesia, Xiaomi Smart Band 10 dibanderol dengan harga yang tergolong kompetitif:

  • Varian Aluminium Alloy (Standard Edition): Rp 599.000
  • Varian Ceramic Edition (Pearl White): Rp 749.000

Harga tersebut sudah termasuk garansi resmi dan tersedia di Xiaomi Official Store, baik di e-commerce maupun gerai Mi Store offline di seluruh Indonesia.

Kelebihan dan Kekurangan

  • Kelebihan
    • Layar besar, tajam, dan terang
    • Desain premium dengan varian keramik yang elegan
    • Sensor lengkap, termasuk mode renang dengan deteksi gaya otomatis
    • Daya tahan baterai mencapai 21 hari
    • Harga kompetitif di kelasnya
    • Integrasi ekosistem HyperOS
  • Kekurangan
    • Ukuran layar mungkin terlalu panjang untuk sebagian pengguna dengan pergelangan kecil
    • Tidak ada NFC di varian Indonesia, padahal sudah tersedia di China
    • Beberapa fitur ekosistem maksimal jika menggunakan smartphone Xiaomi

Kesimpulan

Kehadiran Xiaomi Smart Band 10 memperkuat dominasi Xiaomi di segmen gelang pintar harga menengah di Indonesia. Dengan desain premium, layar lebih besar, sensor kesehatan dan kebugaran yang lengkap, serta baterai tahan lama, Smart Band 10 menjadi pilihan tepat bagi siapa saja yang ingin memulai gaya hidup sehat maupun pengguna aktif yang membutuhkan wearable multifungsi.

Jika kamu mencari gelang pintar yang bukan hanya bisa menghitung langkah dan detak jantung, namun juga tampil stylish dan dapat menjadi perpanjangan ekosistem smartphone-mu, maka Xiaomi Smart Band 10 layak masuk wishlist-mu bulan ini.

Saingi Chromebook, Apple Siapkan MacBook Murah dengan Chip iPhone

Apple dikabarkan tengah menyiapkan langkah besar untuk merambah pasar MacBook di segmen harga terjangkau. Berdasarkan bocoran terbaru dari analis industri teknologi di Taiwan, perusahaan tersebut sedang mengembangkan lini MacBook baru yang kemungkinan besar akan menggunakan chip seri A – chip yang selama ini digunakan di iPhone dan iPad – alih-alih chip M-series seperti pada MacBook Air atau Pro.

Strategi Diversifikasi Produk

Langkah ini dinilai sebagai upaya diversifikasi produk Apple yang selama ini identik dengan laptop premium berbanderol puluhan juta rupiah. Meski MacBook Air M1 sempat menjadi opsi “terjangkau” di bawah Rp15 jutaan, tetap saja harganya belum dapat menyaingi Chromebook dan laptop Windows di rentang Rp3-7 juta yang mendominasi pasar pendidikan global.

Analis memprediksi MacBook murah ini akan ditujukan untuk pelajar sekolah dasar hingga menengah, sektor edukasi massal, serta konsumen yang selama ini memilih iPad dengan keyboard eksternal. Dengan harga lebih rendah, Apple berpotensi menyaingi dominasi Chromebook di sekolah-sekolah AS dan beberapa negara lain.

Menggunakan Chip Seri A, Bukan M

Menurut laporan dari DigiTimes, Apple mempertimbangkan penggunaan chip seri A – sama seperti yang digunakan di iPhone dan iPad. Penggunaan chip seri A dinilai lebih hemat biaya dibandingkan dengan menanamkan chip M-series, yang memiliki performa setara laptop kelas menengah ke atas. Selain itu, chip seri A memiliki ukuran fisik yang lebih kecil serta konsumsi daya (TDP) yang rendah, sehingga memungkinkan Apple merancang laptop yang lebih tipis, ringan, dan terjangkau untuk pelajar maupun pengguna kasual. Artinya, MacBook murah ini tidak memerlukan kipas pendingin besar atau desain thermal rumit, sehingga ongkos produksinya dapat ditekan secara signifikan.

Namun, performanya kemungkinan akan dioptimasi untuk aplikasi ringan seperti pengetikan, browsing, konferensi video, dan penggunaan cloud. Pengguna tidak dapat berharap untuk menjalankan aplikasi profesional berat seperti Final Cut Pro atau Logic Pro dengan nyaman.

Bentuk dan Desain: Mirip iPad dengan Keyboard Permanen?

Rumor lain menyebut desain MacBook murah ini akan cenderung menyerupai iPad berlayar besar yang dipermanenkan dengan keyboard fisik. Dengan kata lain, Apple mungkin mengadaptasi desain iPad Air atau iPad entry-level, menambahkan keyboard, touchpad, dan macOS versi ringan atau modifikasi iPadOS dengan tampilan mirip MacBook.

Jika benar, maka perangkat ini bisa menjadi ‘hybrid’ antara iPad dan MacBook, menggabungkan ekosistem iPhone dengan pengalaman laptop dasar. Strategi ini mirip dengan Chromebook yang menggunakan ChromeOS berbasis Android.

Upaya Saingi Chromebook

Selama satu dekade terakhir, Chromebook mendominasi pasar laptop edukasi di AS berkat harganya yang hanya USD 200-300 (Rp3-5 jutaan). Sementara itu, laptop Windows termurah sekalipun jarang mampu menyaingi stabilitas ChromeOS dengan spesifikasi rendah.

Apple menyadari celah pasar ini. Dengan MacBook murah berbasis chip A-series, mereka bisa masuk ke segmen yang selama ini hanya dijangkau iPad generasi lama. Terlebih, banyak sekolah di Amerika telah mengadopsi ekosistem Apple melalui iPad. Menawarkan MacBook murah akan memperkuat keterikatan ekosistem mereka sejak dini.

Tantangan: Software dan Kompatibilitas

Meski begitu, tantangan besar Apple terletak pada kompatibilitas software. Chip seri A tidak memiliki arsitektur sama persis dengan M-series yang berbasis ARM desktop dengan GPU dan neural engine lebih besar. Apple harus mengoptimasi macOS agar dapat berjalan lancar di hardware iPhone, atau mengadaptasi iPadOS untuk memberikan pengalaman laptop.

Jika Apple memilih iPadOS dengan keyboard permanen, maka mereka harus menambahkan fitur multitasking lebih advance seperti windowed apps (bukan hanya Stage Manager) agar pengguna tidak merasa seperti menggunakan tablet saja.

Potensi Harga dan Perilisan

Belum ada informasi resmi mengenai harga. Namun, analis memperkirakan MacBook murah ini akan dibanderol mulai USD 500 atau lebih rendah (sekitar Rp8 jutaan). Ini akan menjadikannya MacBook termurah sepanjang sejarah.

Adapun jadwal perilisan diperkirakan pada akhir 2025 atau awal 2026, mengingat Apple kini fokus pada peluncuran iPhone 17 Series dan MacBook Pro M4 di semester kedua 2025.

Reaksi Pasar dan Investor

Para investor menyambut positif bocoran ini karena segmen laptop murah global masih sangat besar. Pasar Chromebook yang mendekati stagnasi juga membuka ruang bagi Apple untuk menghadirkan alternatif premium dengan harga bersaing.

Di sisi lain, beberapa pengguna MacBook mengkritik langkah ini karena dikhawatirkan akan menurunkan citra MacBook sebagai laptop premium. Namun, strategi ini tidak jauh berbeda dengan keputusan Apple menghadirkan iPhone SE sebagai iPhone murah atau iPad generasi 9 yang tetap dipertahankan di lini edukasi.

Langkah Berani Apple

Jika benar MacBook murah dengan chip iPhone ini meluncur, maka Apple akan masuk ke medan persaingan Chromebook dan Windows laptop edukasi yang selama ini belum mereka kuasai. Dengan harga lebih rendah, brand Apple tetap akan menjadi daya tarik utama di kalangan pelajar dan orang tua yang ingin anaknya terbiasa dengan ekosistem Apple sejak dini.

Langkah ini juga menjadi pembuktian bahwa Apple mulai fokus menggarap volume penjualan di luar flagship, memanfaatkan efisiensi produksi chip A-series yang sudah matang dan stabil secara biaya. Kita tunggu saja gebrakan resminya dalam waktu dekat.

Samsung Tri-Fold: Saat Inovasi Menjadi Ajang Adu Nyali

Samsung baru saja menuntaskan acara Galaxy Unpacked di Brooklyn, New York, pada Rabu, 9 Juli 2025. Tiga ponsel lipat terbaru resmi diumumkan: Galaxy Z Fold 7, Galaxy Z Flip 7, dan Galaxy Z Flip 7 FE. Namun bukan ketiganya yang menjadi perbincangan terpanas di kalangan analis dan penggemar teknologi, melainkan rumor ponsel lipat tiga—tri-fold—yang digadang akan menjadi puncak inovasi Samsung dalam beberapa tahun terakhir.

Mimpi Layar Lipat Ganda yang Menjadi Nyata

Sejak pertama kali munculnya bocoran tentang tri-fold, publik menaruh ekspektasi tinggi. Gambar paten yang beredar menampilkan konsep ponsel dengan dua engsel, melipat ke tiga bagian, dan saat dibuka total akan membentuk layar seukuran tablet mini. Ukuran layarnya diperkirakan mencapai 9,9 hingga 10 inci, menjadikannya perangkat lipat dengan bentang visual paling masif yang pernah ada di lini Samsung.

mencapai 9,9 hingga 10 inci, menjadikannya perangkat lipat dengan bentang visual paling masif yang pernah ada di lini Samsung. TM Roh, kepala divisi Mobile eXperience Samsung, memang tidak membawa tri-fold naik panggung Unpacked kali ini. Namun dalam sesi wawancara singkat usai acara, ia menyatakan bahwa “perangkat tri-fold pertama Samsung akan hadir dalam waktu dekat” dan saat ini “tinggal tahap finalisasi hardware.” Pernyataan ini seakan menjadi konfirmasi tak langsung bahwa peluncuran tinggal menunggu waktu, bukan sekadar mimpi di atas kertas.

Kenapa Tri-Fold Dianggap Revolusioner?

Di atas kertas, konsep lipat tiga terdengar berlebihan. Bukankah Galaxy Fold sendiri sudah menghadirkan fungsi tablet dalam bentuk ponsel yang ringkas? Namun, di balik keraguan tersebut, ada potensi revolusi desain dan produktivitas. Tri-fold memungkinkan pengguna menikmati layar besar untuk multitasking tanpa mengorbankan portabilitas. Ketika dilipat penuh, dimensinya setara ponsel flagship biasa—cukup ringkas untuk dimasukkan kantong, namun berubah menjadi layar besar dalam satu tarikan jari.

Selain itu, Samsung dikabarkan akan menerapkan teknologi perlindungan layar yang lebih mumpuni dibanding pesaing Tiongkok seperti Huawei Mate XT. Salah satu tantangan utama lipat tiga adalah ketahanan panel di titik lipatan ganda. Sumber internal menyebut Samsung mengoptimalkan lapisan Ultra Thin Glass generasi terbaru dengan struktur polimer fleksibel, sehingga risiko retak pada engsel minimal meskipun layar sering dilipat buka.

Tantangan Berat: Berat dan Harga

Di luar sisi teknis, tantangan terbesarnya adalah berat dan harga. Lipatan ganda otomatis menambah komponen, rangka, dan mekanisme engsel. Bobotnya diperkirakan melebihi 300 gram. Jika benar, tri-fold ini akan lebih berat dari Fold 7 yang hanya 215 gram. Namun jika Samsung berhasil menekan berat dan ketebalan di bawah ekspektasi, ini akan menjadi loncatan teknologi signifikan.

Harga pun diprediksi melambung. Sumber rantai pasokan menaksir harga rilis di atas USD 2.500 atau sekitar Rp40 jutaan, bahkan bisa menyaingi ultrabook premium. Namun bagi segmen profesional mobile dan tech enthusiast yang mendambakan layar luas superportabel, harga bukan halangan mutlak.

Tri-Fold vs Fold 7: Generasi Berbeda

Di Galaxy Unpacked kemarin, Fold 7 sendiri mendapat sambutan positif. Dengan desain lebih tipis (4,2 mm saat dibuka dan 8,9 mm saat dilipat) serta berat yang jauh berkurang dibanding Fold 6, Fold 7 menegaskan posisi Samsung di puncak ponsel lipat konvensional. Ditambah layar dalam 8,6 inci berpanel LTPO AMOLED 2X dan prosesor Snapdragon 8 Gen 3 Elite for Galaxy yang terintegrasi AI, Fold 7 adalah penyempurnaan.

Namun Fold 7 tetap “hanya” evolusi. Tri-fold, jika benar rilis akhir 2025 sebagaimana sinyal TM Roh, akan menjadi revolusi. Perangkat ini bukan sekadar ponsel atau tablet portabel, melainkan cikal bakal gadget hybrid multi fungsi masa depan—telepon, tablet, dan mini laptop—dalam satu genggaman.

Samsung dan Adu Nyali Inovasi

Mengapa Samsung berani melangkah sejauh ini? Jawabannya ada pada tekanan kompetitif dari Tiongkok. Huawei, Honor, dan Oppo bergerak cepat merilis berbagai varian foldable. Bahkan Huawei sudah menyiapkan Mate XT generasi kedua dengan konsep lipat ganda. Samsung tidak ingin menjadi pengikut. Mereka harus tetap menjadi raksasa yang menuntun arah inovasi, bukan sekadar merespons tren.

Dalam beberapa tahun terakhir, Samsung memang dikenal berani mengambil risiko. Galaxy Fold generasi pertama dirilis saat banyak pihak meragukan masa depan foldable. Kini, ketika form factor lipat mulai menjadi mainstream, tri-fold adalah taruhan berikutnya.

Kapan Akan Meluncur?

Meski tidak diumumkan di Unpacked 9 Juli, Samsung memberi isyarat bahwa peluncuran tri-fold bisa terjadi sebelum akhir 2025, kemungkinan pada kuartal ketiga atau keempat. Strategi ini dinilai tepat untuk memaksimalkan hype sebelum musim liburan dan untuk menandingi momentum rilis foldable generasi terbaru Huawei.

Penutup: Tri-Fold Bukan Sekadar Gimmick

Banyak orang skeptis bahwa lipat tiga hanya akan menjadi gimmick mahal tanpa kegunaan praktis. Namun sejarah menunjukkan, teknologi besar selalu diawali dengan skeptisisme. Fold pertama juga diragukan, namun kini menjadi standar inovasi ponsel flagship.

Jika Samsung mampu menghadirkan desain ergonomis, mekanisme engsel kokoh, bobot terjaga, dan harga yang sepadan dengan utilitasnya, tri-fold bukan hanya sekadar ponsel lipat tiga. Ia adalah simbol keberanian Samsung menantang batas desain mobile, dan membuka lembaran baru industri smartphone dunia.

Google Pixel 7 Pro: Smartphone Kamera Terbaik dengan Performa AI yang Semakin Cerdas

Google Pixel 7 Pro resmi meluncur pada akhir 2022 dan hingga pertengahan 2025 ini masih menjadi salah satu smartphone flagship paling diincar, terutama bagi mereka yang mengutamakan kualitas kamera, pembaruan software cepat, serta pengalaman Android murni. Dibanderol di kisaran Rp12-14 jutaan di pasar Indonesia (via distributor), Pixel 7 Pro menawarkan banyak keunggulan yang membuatnya tetap relevan meski sudah hampir tiga tahun sejak perilisannya.

Desain dan Layar: Mewah, Kokoh, dan Smooth

Pixel 7 Pro tampil dengan desain ikonik khas seri Pixel, menonjolkan horizontal camera bar di bagian belakang yang langsung mencuri perhatian. Desain ini membuatnya mudah dikenali sekaligus memberi kesan premium dan berbeda dari flagship lain. Bodi belakangnya dilapisi kaca Gorilla Glass Victus dengan frame aluminium matte yang kokoh, menghadirkan kesan elegan sekaligus ergonomis saat digenggam. Smartphone ini memiliki sertifikasi IP68, artinya tahan debu dan air hingga kedalaman 1,5 meter selama 30 menit.

Layar Pixel 7 Pro menggunakan panel LTPO AMOLED berukuran 6,7 inci dengan resolusi QHD+ (1440 x 3120 piksel). Layar Pixel 7 Pro mendukung refresh rate adaptif hingga 120Hz, memberikan pengalaman scrolling yang super mulus, entah saat menjelajah media sosial, menonton video, atau bermain game dengan grafis tinggi. Tingkat kecerahan puncaknya mencapai 1500 nits, membuatnya nyaman digunakan di bawah sinar matahari langsung.

Performa: Chip Tensor G2 yang Optimal untuk AI

Pixel 7 Pro ditenagai chipset Google Tensor G2 yang dipadukan dengan RAM 12GB LPDDR5 dan penyimpanan internal hingga 512GB UFS 3.1. Meskipun performa Tensor G2 tidak setinggi Snapdragon 8 Gen 2 atau A16 Bionic dalam tes benchmark, keunggulan utamanya terletak pada kemampuan AI dan machine learning yang dioptimalkan secara khusus oleh Google. Hal ini membuat Pixel 7 Pro unggul dalam fitur-fitur kamera pintar, pengolahan gambar instan, hingga integrasi software yang mulus dalam penggunaan sehari-hari.

Dalam penggunaan sehari-hari, Tensor G2 mampu menjalankan multitasking, editing foto, serta game kompetitif seperti Mobile Legends atau COD Mobile tanpa hambatan. Chip ini juga lebih efisien dibanding pendahulunya, menghasilkan suhu yang relatif stabil meski digunakan untuk aktivitas berat.

Kamera: Raja Fotografi Smartphone

Sektor kamera menjadi daya tarik utama Pixel 7 Pro. Smartphone ini dibekali triple camera dengan konfigurasi:

  • Kamera utama 50MP f/1.9 dengan OIS dan PDAF
  • Kamera telephoto 48MP f/3.5 dengan OIS dan 5x optical zoom
  • Pixel 7 Pro dibekali kamera ultrawide 12MP f/2.2 dengan sudut pandang hingga 126 derajat

Hasil foto Pixel 7 Pro terkenal memiliki tone natural dengan dynamic range yang sangat luas. Mode Night Sight-nya menjadi salah satu yang terbaik di kelas flagship, menghasilkan foto malam hari yang terang namun tetap realistis tanpa noise berlebihan.

Selain itu, fitur Super Res Zoom pada Pixel 7 Pro juga mengesankan. Dengan zoom digital hingga 30x, pengguna dapat memotret objek jauh seperti menara, gedung tinggi, atau bahkan bulan, tanpa kehilangan detail signifikan pada hasil fotonya. Kamera depannya beresolusi 10,8MP, mendukung perekaman video hingga 4K 60fps, cocok untuk vlogging atau meeting online berkualitas tinggi.

Fitur AI Kamera yang Cerdas

Pixel 7 Pro dilengkapi lensa ultrawide 12MP f/2.2 dengan sudut pandang ultra lebar hingga 126 derajat, ideal untuk menangkap pemandangan luas atau momen kebersamaan tanpa harus mundur terlalu jauh. Hasil fotonya dikenal memiliki tone warna natural dengan dynamic range yang mengesankan, membuat detail tetap kaya di kondisi terang maupun gelap. Salah satunya adalah Magic Eraser yang memungkinkan pengguna menghapus objek atau orang yang mengganggu di background foto hanya dengan satu sentuhan.

Selain itu, fitur Photo Unblur dapat memperjelas foto buram, baik foto lama maupun foto baru yang kurang fokus. Face Unblur juga membantu menghasilkan potret wajah yang tajam meski objek sedang bergerak.

Baterai dan Pengisian Daya

Google Pixel 7 Pro dibekali baterai berkapasitas 5000 mAh dengan dukungan fast charging 23W melalui kabel dan 23W wireless charging. Pengisian daya dari 0-50% memakan waktu sekitar 30 menit. Meski kecepatan charging-nya tidak secepat brand Tiongkok yang sudah mencapai 80W-150W, daya tahan baterainya cukup awet berkat optimasi software Android murni dan efisiensi Tensor G2.

Dalam penggunaan sehari-hari, Pixel 7 Pro mampu bertahan seharian penuh dengan screen on time 6-8 jam untuk media sosial, browsing, dan sedikit gaming. Untuk urusan baterai, Pixel 7 Pro memiliki fitur Battery Share yang memungkinkan pengguna mengisi daya perangkat lain secara wireless, seperti earbuds atau smartwatch, hanya dengan menempelkannya di bagian belakang ponsel.

Software: Android Murni dengan Pembaruan Cepat

Sebagai smartphone buatan Google, Pixel 7 Pro menjalankan Android murni tanpa bloatware dengan UI yang bersih, smooth, dan bebas iklan. Google menjanjikan pembaruan software hingga 5 tahun sejak rilis, termasuk major OS update dan security patch, sehingga pengguna tidak perlu khawatir tertinggal versi Android terbaru.

Dari sisi produktivitas, Pixel 7 Pro dibekali sejumlah fitur eksklusif Pixel yang mendukung aktivitas sehari-hari. Misalnya, aplikasi Recorder yang mampu mentranskrip suara otomatis ke dalam teks dengan akurat, Live Translate untuk menerjemahkan percakapan secara real-time, serta Google Assistant yang semakin responsif dan cerdas membantu berbagai kebutuhan penggunanya. Kini, Pixel 7 Pro juga mendukung fitur Call Screening untuk menyaring panggilan spam secara otomatis.

Kekurangan Pixel 7 Pro

Meskipun memiliki banyak keunggulan, Pixel 7 Pro tidak luput dari kekurangan. Beberapa hal yang sering dikeluhkan pengguna di antaranya:

  • Pengisian daya yang kalah cepat dibanding flagship Tiongkok
  • Tidak ada charger di dalam box (hanya kabel USB-C)
  • Ketersediaan resmi di Indonesia terbatas, hanya dijual melalui distributor

Google Pixel 7 Pro merupakan smartphone flagship yang menonjol di sektor kamera, software, dan pengalaman Android murni. Dengan harga sekitar Rp12 jutaan di 2025, ponsel ini tetap menjadi pilihan utama bagi para mobile photographer, konten kreator, dan pengguna yang menginginkan smartphone dengan fitur AI canggih serta pembaruan software panjang. Jika kamu adalah tipe pengguna yang lebih mengutamakan hasil foto realistis, keamanan software, dan ekosistem Google, Pixel 7 Pro sangat layak dimiliki. Namun, jika kecepatan charging super cepat dan ketersediaan layanan resmi di Indonesia menjadi prioritas utama, kamu mungkin perlu mempertimbangkan flagship lain seperti Samsung S23 Ultra atau Xiaomi 14 Ultra.

Exit mobile version