Meta Dikabarkan Kembali Kembangkan Smartwatch dengan Kamera: Ambisi Baru di Dunia Wearable

Meta, perusahaan teknologi di balik platform Facebook, Instagram, dan WhatsApp, kembali mencuri perhatian publik. Kali ini, bukan karena proyek metaverse atau kacamata pintar, melainkan karena kabar bahwa mereka tengah menghidupkan kembali rencana pengembangan jam tangan pintar (smartwatch) yang dilengkapi kamera. Setelah sempat membatalkan proyek serupa beberapa tahun lalu, langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Meta belum menyerah membangun ekosistem wearable yang saling terintegrasi.
Bangkit dari Proyek Lama yang Tertunda
Upaya Meta untuk masuk ke pasar smartwatch sebenarnya bukan hal baru. Sekitar tahun 2021, perusahaan ini sempat mengembangkan sebuah perangkat wearable dengan nama kode “Milan”. Prototipe tersebut bahkan sudah mencapai tahap uji coba internal. Salah satu fitur utama yang saat itu digadang-gadang adalah adanya dua kamera: satu di bagian depan untuk keperluan panggilan video dan satu lagi di bagian belakang yang dapat dilepas dari bodi jam, memungkinkan pengguna mengambil foto secara lebih fleksibel.
Sayangnya, proyek tersebut dihentikan. Pada pengembangan sebelumnya, integrasi kamera sempat menimbulkan kendala teknis. Salah satunya adalah gangguan terhadap performa sensor elektromiografi (EMG), yaitu sistem yang dirancang untuk menangkap sinyal saraf dari pergelangan tangan sebagai metode input berbasis gestur. Masalah ini cukup serius karena EMG menjadi komponen penting untuk kontrol gestur, yang merupakan bagian dari visi jangka panjang Meta dalam pengembangan wearable berbasis kecerdasan buatan (AI).
Selain kendala teknis, faktor efisiensi biaya dan fokus perusahaan ke proyek metaverse juga disebut menjadi alasan di balik penghentian proyek smartwatch kala itu. Namun kini, arah angin tampaknya berubah. Kini, proyek smartwatch berkamera tersebut dikabarkan kembali aktif sejak awal 2024. Meta disebut tengah mempersiapkan pengumuman resminya dalam ajang tahunan Meta yang dijadwalkan berlangsung pada September 2025.
Fitur Unggulan yang Ditawarkan
Smartwatch buatan Meta ini kabarnya tidak hanya sekadar “jam tangan pintar” biasa. Perangkat ini disebut-sebut akan membawa sederet fitur canggih yang belum banyak ditemukan pada produk sejenis. Salah satu yang paling menonjol adalah kamera terintegrasi, kemungkinan dalam dua versi: satu untuk selfie atau panggilan video, dan satu lagi untuk pengambilan gambar atau video dari sudut pergelangan tangan.
Kehadiran kamera pada smartwatch tentu menjadi hal yang tak lazim. Pasalnya, perangkat wearable saat ini lebih banyak fokus pada fungsi pemantauan kesehatan, kebugaran, serta notifikasi pintar. Dengan menambahkan kamera, Meta seolah ingin menjadikan jam tangan ini sebagai perpanjangan dari smartphone dan kacamata pintar mereka.
Lebih jauh, perangkat ini juga diperkirakan akan mengusung teknologi kecerdasan buatan yang mendalam. Mulai dari asisten pribadi berbasis AI, pengenalan objek secara real-time, hingga penerjemah bahasa instan yang diaktifkan lewat perintah suara atau gestur tangan. Semua ini disiapkan untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih natural dan intuitif.
Konektivitas dengan Perangkat Meta Lainnya
Salah satu daya tarik utama dari proyek smartwatch ini adalah kemampuannya untuk terhubung dengan perangkat wearable lainnya, seperti smart glasses dan headset virtual reality. Meta tampaknya ingin menciptakan ekosistem perangkat yang saling mendukung satu sama lain di mana pengguna dapat berpindah interaksi dari satu perangkat ke perangkat lain secara seamless.
Misalnya, pengguna dapat memotret sesuatu dengan smartwatch dan langsung menampilkannya di layar kacamata pintar, atau mengontrol tampilan konten di headset VR melalui gestur tangan yang dibaca oleh jam tangan. Jika benar terwujud, integrasi seperti ini bisa menjadi terobosan besar dalam pengalaman digital yang tidak lagi terpaku pada layar ponsel.
Desain Modular dan Sensor Kesehatan
Desain smartwatch ini juga kabarnya akan mengusung pendekatan modular. Artinya, bagian bodi utama bisa dilepas dari tali jam, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengganti aksesori atau bahkan meng-upgrade komponen tertentu tanpa harus membeli perangkat baru secara keseluruhan. Pendekatan ini dinilai cukup inovatif dan membuka peluang personalisasi perangkat sesuai kebutuhan.
Tak ketinggalan, fitur-fitur pemantauan kesehatan juga tetap menjadi bagian dari perangkat ini. Mulai dari sensor detak jantung, pelacakan kualitas tidur, hingga kemampuan untuk membaca aktivitas fisik harian. Selain fitur-fitur utama seperti kamera dan kontrol gestur, perusahaan ini juga dilaporkan sedang mengeksplorasi teknologi pemantauan glukosa non-invasif. Meskipun belum tersedia secara komersial, fitur tersebut masih dalam tahap pengembangan dan pengujian, yang menunjukkan ambisi Meta untuk menjangkau ranah kesehatan yang lebih luas melalui perangkat wearable.
Tantangan Besar: Privasi dan Regulasi
Meski memiliki potensi besar, langkah Meta ini tak lepas dari tantangan yang cukup serius, terutama terkait privasi dan keamanan data. Kamera pada jam tangan berpotensi disalahgunakan untuk merekam gambar atau video tanpa sepengetahuan orang di sekitar. Ini bisa menimbulkan kekhawatiran publik, apalagi mengingat rekam jejak Meta dalam hal pengelolaan data pribadi yang beberapa kali menuai kritik.
Untuk mengantisipasi hal ini, Meta kabarnya akan menyematkan fitur keamanan seperti indikator lampu yang menyala saat kamera aktif, serta tombol fisik untuk mematikan kamera secara manual. Selain itu, pemrosesan data visual juga direncanakan akan dilakukan secara lokal di perangkat, tanpa harus mengunggah ke server cloud, guna meningkatkan kontrol pengguna atas privasi mereka.
Akankah Menjadi Penantang Serius?
Pasar smartwatch saat ini didominasi oleh nama-nama besar seperti Apple dan Samsung. Kedua perusahaan tersebut telah mapan dalam hal desain, ekosistem, dan kepercayaan konsumen. Kehadiran Meta di segmen ini tentu harus membawa sesuatu yang benar-benar baru jika ingin bersaing secara signifikan.
Keunggulan utama Meta mungkin terletak pada integrasi AI dan konektivitas lintas perangkat. Jika mereka berhasil menawarkan pengalaman yang tak bisa ditiru oleh produk lain seperti menggabungkan kontrol gestur, pemrosesan visual cerdas, dan ekosistem yang solid maka smartwatch buatan Meta berpeluang membuka ceruk pasar baru yang belum banyak dijajaki.
Penutup
Ambisi Meta untuk menghadirkan smartwatch dengan kamera menandai kebangkitan strategi mereka di sektor perangkat wearable. Setelah sebelumnya fokus pada kacamata pintar dan realitas virtual, kini Meta mencoba memperluas jangkauan lewat perangkat yang lebih dekat dengan keseharian pengguna.
Meski banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari teknis hingga etis, langkah ini menunjukkan bahwa Meta tidak berhenti berinovasi. Jika peluncuran pada tahun 2025 mendatang benar terjadi, maka kita akan melihat apakah upaya ini akan menjadi tonggak baru dalam dunia wearable, atau sekadar eksperimen yang berakhir di rak pengembangan seperti pendahulunya.