Apple Siapkan iPad Pro M5 untuk Akhir 2025, Bakal Geser Laptop Premium?

Apple dikabarkan sedang mempersiapkan peluncuran iPad Pro generasi terbaru yang akan dibekali chip M5 pada penghujung tahun 2025 mendatang. Perangkat ini diprediksi menjadi salah satu inovasi terbesar Apple di lini tablet profesionalnya tahun ini. Peluncuran ini digadang-gadang menjadi langkah besar Apple dalam mendefinisikan ulang fungsi tablet, mendekatkannya dengan performa laptop premium bahkan MacBook Pro sekalipun.

Informasi mengenai kehadiran iPad Pro M5 pertama kali beredar melalui laporan analis industri teknologi Asia, yang menyebutkan bahwa produksi massal chip M5 telah memasuki tahap awal sejak kuartal ketiga 2025. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa iPad Pro kemungkinan besar akan menjadi perangkat pertama yang mengusung chip terbaru tersebut sebelum hadir di lini MacBook.

Menurut laporan yang dimuat Bloomberg melalui jurnalis teknologi ternama Mark Gurman, iPad Pro M5 akan hadir dengan dua pilihan ukuran layar, yaitu 11 inci dan 13 inci. Kedua varian tersebut dinilai masih menjadi standar ideal bagi pengguna yang membutuhkan keseimbangan antara mobilitas dan produktivitas tinggi.

Yang menarik, Apple disebut sedang berupaya menghadirkan teknologi komputasi AI canggih pada iPad Pro M5, memungkinkan pemrosesan data berbasis AI secara lokal tanpa ketergantungan penuh pada cloud. Fitur ini diyakini akan meningkatkan pengalaman pengguna dalam menjalankan aplikasi berbasis AI generatif, termasuk asisten AI pribadi maupun fitur image generation langsung di perangkat.

Di sektor layar, iPad Pro M5 akan dibekali panel OLED tandem generasi kedua. Teknologi layar terbaru ini diklaim mampu menghasilkan tingkat kecerahan lebih tinggi, konsumsi daya lebih hemat, serta ketahanan burn-in yang lebih baik dibandingkan model iPad Pro sebelumnya yang mengusung chip M4.

Panel OLED tandem yang digunakan pada iPad Pro M5 disebut-sebut memiliki tingkat kecerahan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu, panel ini juga menawarkan efisiensi daya yang lebih baik, sehingga dapat memperpanjang waktu penggunaan tablet, terutama saat digunakan untuk aktivitas berat seperti mengedit video HDR, merender desain 3D, atau menonton konten beresolusi tinggi dalam durasi lama.

Selain itu, bocoran dari sumber internal rantai pasokan Apple yang dikutip MacRumors mengungkapkan bahwa perusahaan asal Cupertino tersebut saat ini sedang menguji berbagai fitur AI generatif yang dapat berjalan secara offline dan dioptimalkan khusus untuk Neural Engine chip M5. Dengan demikian, pengguna dapat mengakses dan memanfaatkan teknologi AI tanpa harus terhubung internet secara terus-menerus.

Jika bocoran ini terbukti benar, maka iPad Pro M5 akan menjadi perangkat pertama Apple yang dibekali chip M5, mendahului MacBook Pro yang diprediksi baru akan diperbarui dengan chip serupa pada awal 2026 mendatang. Strategi ini sekaligus menunjukkan ambisi Apple untuk menjadikan iPad Pro sebagai perangkat komputasi utama bagi kalangan profesional yang membutuhkan performa setara laptop dalam bentuk lebih ringkas.

Walaupun demikian, banyak pengamat industri menilai bahwa agar iPad Pro M5 benar-benar mampu menyaingi laptop premium, Apple perlu menghadirkan pembaruan signifikan pada sisi software. Selama ini, keterbatasan iPadOS kerap menjadi kritik utama, terutama dari para profesional yang menginginkan aplikasi macOS penuh seperti Final Cut Pro dan Xcode dapat dijalankan langsung di iPad.

Namun, Apple telah mengambil langkah awal untuk menutup celah tersebut dengan menghadirkan Final Cut Pro dan Logic Pro versi iPad sejak 2024, yang mendapatkan sambutan positif dari kreator konten dan musisi. Kehadiran chip M5 dengan performa lebih tinggi tentu akan mendukung jalannya aplikasi profesional tersebut secara lebih optimal, bahkan memungkinkan pengolahan proyek berskala besar dengan lancar.

Selain prosesor dan layar, Apple juga dikabarkan tengah menyiapkan Magic Keyboard terbaru khusus iPad Pro M5. Keyboard generasi berikutnya ini disebut akan memiliki desain lebih kokoh, dilengkapi trackpad yang lebih lebar, serta material aluminium pada bagian bawah untuk menambah stabilitas saat digunakan mengetik di meja kerja. Kehadiran Magic Keyboard baru ini dinilai akan semakin memantapkan posisi iPad Pro M5 sebagai alternatif laptop bagi pengguna yang membutuhkan mobilitas tinggi.

Bagi Apple, peluncuran iPad Pro M5 merupakan bukti nyata komitmen mereka dalam terus mendorong batas inovasi tablet, menghadirkan teknologi terbaik dalam desain yang tipis dan ringan, namun dengan kemampuan komputasi yang dapat menyaingi laptop premium di kelasnya. Langkah ini sekaligus mengokohkan posisi iPad Pro sebagai perangkat serbaguna bagi profesional, desainer, editor video, maupun pekerja remote yang membutuhkan performa tinggi tanpa kompromi portabilitas.

Meski belum ada pernyataan resmi dari Apple terkait jadwal peluncuran, jika mengacu pada pola rilis sebelumnya, iPad Pro M5 kemungkinan besar akan diumumkan pada event khusus bulan Oktober atau November 2025 mendatang, sebelum musim liburan akhir tahun. Para penggemar setia Apple kini menantikan pengumuman resmi tersebut sembari menyiapkan dana untuk meminang tablet flagship yang diyakini akan membawa lompatan teknologi terbesar sepanjang sejarah iPad Pro.

Phantom Ultimate G Fold: Smartphone Lipat Tiga Tecno yang Siap Mengubah Peta Persaingan Foldable Dunia

Pasar smartphone lipat terus mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menangkap momentum tersebut, Tecno kembali membuat kejutan dengan memperkenalkan konsep perangkat terbarunya, Phantom Ultimate G Fold. Perangkat ini bukan sekadar foldable biasa, melainkan mengusung desain lipat tiga ke dalam (tri-fold inward fold) yang diklaim dapat meningkatkan produktivitas pengguna, sekaligus tetap praktis dan ringkas saat dibawa.

Konsep lipat tiga seperti ini sebenarnya bukan hal yang sama sekali baru di industri teknologi. Beberapa tahun lalu, Samsung sempat memamerkan prototype ponsel dengan desain serupa pada ajang CES, namun hingga kini belum ada produk komersial yang benar-benar dipasarkan secara global. Oleh karena itu, langkah Tecno untuk menghadirkan Phantom Ultimate G Fold dinilai berani dan inovatif.

Layar Fleksibel Besar, Dimensi Tetap Ringkas

Phantom Ultimate G Fold dirancang dengan layar fleksibel berukuran total 7,85 inci saat sepenuhnya dibuka. Ukuran ini memungkinkan perangkat bertransformasi menjadi tablet mini, sehingga pengguna dapat dengan nyaman melakukan aktivitas multitasking seperti membuka dua hingga tiga aplikasi sekaligus, menonton film dengan aspect ratio lebih lega, atau membaca dokumen panjang tanpa perlu scroll berkali-kali.
Namun ketika dilipat, perangkat akan terlipat ke dalam menjadi tiga bagian sehingga dimensinya berubah menjadi seukuran smartphone konvensional. Hal ini membuatnya sangat praktis dibawa bepergian, masuk ke dalam saku celana atau kantong kecil di tas tanpa memakan ruang berlebih.

Dalam konsep desain yang diperkenalkan Tecno, Phantom Ultimate G Fold menampilkan bezel tipis di seluruh sisi layar serta engsel berteknologi tinggi yang memungkinkan lipatan lebih halus tanpa meninggalkan garis permanen di tengah layar. Perangkat ini dikembangkan bersama Visionox, perusahaan asal China yang fokus pada pengembangan panel OLED fleksibel.

Teknologi Engsel dan Panel OLED Visionox

Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan smartphone foldable terletak pada ketahanan layar yang rentan rusak akibat lipatan berulang. Untuk menjawab masalah tersebut, Tecno membekali Phantom Ultimate G Fold dengan engsel khusus yang dirancang agar setiap lipatan dapat menekuk secara optimal tanpa memberikan tekanan berlebihan pada panel layar fleksibelnya. Hal ini terlihat dari bocoran render konsep yang menunjukkan struktur engsel canggih dengan mekanisme lipatan halus. Untuk itu, Tecno berkolaborasi dengan Visionox guna menghadirkan panel OLED yang mampu menahan ribuan kali lipatan dengan tetap menjaga integritas visualnya.

Keberhasilan Tecno dalam menghadirkan smartphone foldable terjangkau sebelumnya turut mendongkrak reputasinya di pasar global. Phantom V Fold, misalnya, saat pertama kali dirilis dijual dengan harga di bawah US$ 1.000, menjadikannya salah satu foldable paling terjangkau di pasaran pada masanya. Harga tersebut menjadikannya salah satu foldable paling terjangkau di kelasnya, sekaligus membuka peluang bagi lebih banyak pengguna untuk beralih ke perangkat layar lipat. Selain itu, desain lipat tiga ke dalam dianggap lebih aman karena permukaan layar utama berada di bagian dalam saat dilipat, sehingga tidak mudah tergores dibandingkan desain lipat ke luar (outward fold).

Menjadi Penantang Serius Samsung dan Huawei

Langkah Tecno untuk merilis Phantom Ultimate G Fold menunjukkan ambisi perusahaan asal China ini untuk menantang dominasi Samsung dan Huawei di pasar foldable global. Sebelumnya, Tecno telah sukses meluncurkan Phantom V Fold dan Phantom V Flip, dua perangkat foldable yang diterima positif di pasar negara berkembang karena menawarkan spesifikasi mumpuni dengan harga lebih terjangkau dibandingkan flagship foldable lain.

Keberhasilan Tecno dalam menghadirkan smartphone foldable terjangkau sebelumnya turut mendongkrak reputasinya di pasar global. Sebagai contoh, Phantom V Fold yang diluncurkan beberapa waktu lalu dibanderol di bawah US$ 1.000 saat pertama kali dirilis. Harga tersebut menjadikannya salah satu foldable paling terjangkau di kelasnya, sekaligus membuka peluang bagi lebih banyak pengguna untuk beralih ke perangkat layar lipat. Kini dengan Phantom Ultimate G Fold, Tecno tampaknya ingin naik level ke segmen flagship premium dan menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dalam hal inovasi teknologi.

Peluang dan Tantangan Foldable Lipat Tiga

Kehadiran Phantom Ultimate G Fold semakin memperkaya inovasi desain smartphone dalam satu dekade terakhir, terutama di tengah tren foldable yang terus berkembang. Jika dilihat dari tren evolusi desain, industri ponsel telah melalui berbagai fase mulai dari candy bar tradisional, slider phone, clamshell flip phone, hingga era foldable dengan single fold dan flip. Konsep tri-fold pada Phantom Ultimate G Fold sendiri menawarkan potensi baru dalam dunia teknologi smartphone. Dengan desain lipat tiga ke dalam, perangkat ini tidak hanya berfungsi sebagai ponsel biasa, tetapi juga dapat bertransformasi menjadi tablet mini multifungsi yang mendukung multitasking intensif, konsumsi konten, hingga produktivitas profesional di mana saja.

Namun demikian, masih terdapat tantangan besar untuk memproduksi perangkat lipat tiga secara massal. Salah satunya adalah daya tahan engsel dan layar dalam jangka panjang. Belum lagi masalah ketebalan bodi ketika tiga panel layar dilipat menjadi satu, yang bisa mempengaruhi kenyamanan penggunaan. Selain itu, sistem operasi dan antarmuka (UI) juga harus dioptimalkan agar aplikasi dapat berjalan mulus saat berpindah dari mode folded ke unfolded, termasuk pada form factor lipat tiga yang belum umum saat ini.

Visi Tecno Menjadi Inovator Teknologi Global

Langkah Tecno menghadirkan Phantom Ultimate G Fold juga sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi pelopor dalam mendemokratisasi teknologi canggih. Mereka tidak hanya ingin dikenal sebagai produsen ponsel entry-level atau mid-range dengan harga bersahabat, tetapi juga sebagai brand inovatif yang menghadirkan teknologi premium dan mutakhir ke pasar yang lebih luas.

Hingga saat ini, Tecno belum mengumumkan jadwal peluncuran massal Phantom Ultimate G Fold. Namun beberapa analis teknologi menilai bahwa jika Tecno mampu mempertahankan kualitas build dan durabilitas layar seperti yang dijanjikan, maka tidak menutup kemungkinan perangkat ini akan menjadi game changer di industri foldable.

Dengan desain lipat tiga inovatif yang ditawarkannya, Tecno Phantom Ultimate G Fold berpotensi menjadi terobosan besar dalam evolusi smartphone layar lipat, serta membuka babak baru dalam persaingan teknologi di tingkat global. Tinggal menunggu waktu hingga perusahaan tersebut benar-benar merealisasikan konsep ini menjadi produk komersial yang siap dipasarkan secara global.

Yoga Aura Edition 2025: Laptop AI Terbaru Lenovo yang Membawa Standar Baru di Dunia Kreativitas

Lenovo kembali menegaskan dominasinya di pasar laptop premium dengan meluncurkan Yoga Aura Edition 2025. Laptop terbaru ini tidak hanya menampilkan desain elegan khas Yoga Series, tetapi juga dibekali integrasi kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk merevolusi cara pengguna bekerja dan berkreasi setiap hari.

Desain Premium dengan Filosofi Yoga

Sejak pertama kali diperkenalkan, lini Yoga dari Lenovo memang identik dengan desain premium dan fleksibilitas tinggi. Tidak terkecuali pada Aura Edition 2025 yang hadir dengan bodi aluminium berkualitas, finishing elegan, dan dimensi tipis yang mendukung mobilitas pengguna modern.

Yoga Slim 7i Aura Edition misalnya, memiliki layar 15,3 inci dengan ketebalan di bawah 1 inci dan bobot yang tetap ringan, sehingga nyaman dibawa ke kampus, kantor, atau ruang meeting. Sementara itu, Yoga 9i 2-in-1 Aura Edition dengan layar 14 inci menawarkan engsel 360 derajat yang kokoh, memudahkan pengguna untuk mengubahnya menjadi mode tablet, tent, maupun laptop sesuai kebutuhan.

Layar OLED Memanjakan Mata

Salah satu daya tarik utama Yoga Aura Edition 2025 adalah kualitas layarnya yang menakjubkan. Lenovo menyematkan panel OLED beresolusi 2,8K hingga 3K dengan refresh rate mencapai 120 Hz. Warna yang dihasilkan terlihat tajam, cerah, dan akurat, sehingga laptop ini sangat mendukung pekerjaan kreatif seperti desain grafis, pengeditan foto, hingga menonton film dengan kualitas visual sinematik.

Yoga 9i Aura Edition juga menyediakan pilihan layar OLED beresolusi 4K+ untuk pengguna yang mengutamakan ketajaman dan detail visual maksimal. Selain itu, dukungan HDR membuat tampilan gambar memiliki kontras tinggi dengan warna hitam pekat yang memukau.

Performa AI On-Device Generasi Baru

Mengusung prosesor Intel Core Ultra terbaru, laptop ini tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU Arc Graphics untuk performa komputasi tinggi, tetapi juga dilengkapi Neural Processing Unit (NPU) khusus. NPU memungkinkan pemrosesan fitur AI secara lokal di perangkat tanpa harus bergantung pada cloud.

Fitur AI pada Yoga Aura Edition mencakup Copilot+ yang dapat membantu menulis, merangkum dokumen, hingga menyiapkan presentasi dengan efisien. Ada pula Smart Modes yang secara otomatis menyesuaikan performa dan daya tahan baterai sesuai pola penggunaan, sehingga efisiensi energi laptop ini meningkat signifikan.

Untuk varian Yoga Slim 7i Aura Edition, Lenovo membekalinya dengan Intel Core Ultra 7, RAM hingga 32 GB, serta SSD 1 TB, membuatnya cukup tangguh untuk multitasking, mengedit video ringan, dan menjalankan aplikasi kreatif dengan lancar.

Audio dan Kamera Mendukung Produktivitas Hybrid

Lenovo menanamkan sistem audio Dolby Atmos pada Aura Edition, lengkap dengan speaker yang menghadap pengguna di bagian engsel untuk menghadirkan suara yang lebih jernih dan kaya detail.
Bagi pengguna yang rutin menghadiri meeting virtual, laptop ini juga dilengkapi webcam 5 MP (pada Yoga 9i) dengan resolusi 1440p serta dukungan IR Camera untuk login cepat melalui Windows Hello. Kualitas kamera yang mumpuni menghasilkan tampilan video call yang jernih dan profesional, meskipun digunakan di ruangan dengan pencahayaan kurang optimal.

Baterai Tahan Lama dan Konektivitas Lengkap

Yoga Aura Edition 2025 juga unggul dalam hal daya tahan baterai. Yoga Slim 7i Aura diklaim mampu bertahan hingga 14 jam, sementara Yoga 9i mencapai 13 jam pada penggunaan normal. Ini berarti pengguna tidak perlu khawatir kehabisan daya saat bekerja seharian di luar rumah.
Untuk konektivitas, laptop ini sudah mendukung Wi-Fi 7 dan Bluetooth 5.4 yang memastikan kecepatan transfer data dan koneksi perangkat nirkabel yang lebih stabil. Port yang disediakan pun tergolong lengkap, mulai dari USB-A, USB-C, HDMI, hingga Thunderbolt 4, meskipun beberapa pengguna profesional mungkin akan merindukan slot SD card untuk memindahkan data dari kamera secara langsung.

Kelebihan dan Kekurangan Yoga Aura Edition 2025

Kelebihan:
• Layar OLED 2,8K/3K/4K+ dengan refresh rate tinggi dan dukungan HDR.
• Performa AI on-device yang mendukung produktivitas dan kreativitas.
• Baterai awet hingga 14 jam.
• Desain elegan, premium, dan ringan.
• Keyboard dan touchpad responsif serta nyaman digunakan dalam jangka panjang.
Kekurangan:
• Tidak ideal untuk pekerjaan berat seperti render 3D intensif atau video editing beresolusi sangat tinggi dalam jangka panjang.
• Pendinginan terbatas pada bodi ultraportable, berpotensi panas saat beban penuh.
• Tidak memiliki slot SD card pada beberapa model.
• Layar glossy mudah memantulkan cahaya saat digunakan di luar ruangan.

Varian dan Harga

Lenovo menghadirkan dua varian utama pada Yoga Aura Edition 2025.
Yoga Slim 7i Aura Edition dijual dengan harga mulai dari USD 1.049 hingga 1.399, ditujukan untuk pelajar dan profesional yang membutuhkan laptop tangguh dengan layar besar.
Sementara itu, Yoga 9i 2-in-1 Aura Edition dipasarkan mulai dari USD 1.599, ditujukan bagi kreator konten dan profesional bisnis yang membutuhkan fleksibilitas mode penggunaan serta kualitas layar terbaik di kelasnya. Kedua model tersedia dalam warna Cosmic Blue dan Luna Gray yang menampilkan kesan elegan dan profesional.

Kesimpulan

Dengan kombinasi desain tipis, performa AI yang futuristik, layar OLED menawan, serta daya tahan baterai yang luar biasa, Yoga Aura Edition 2025 berhasil membawa standar baru di dunia laptop premium. Laptop ini cocok bagi mahasiswa desain, pekerja hybrid, dan kreator konten yang menginginkan kecepatan, kualitas visual terbaik, serta kemudahan penggunaan fitur AI untuk mendukung produktivitas harian mereka.

Jika kebutuhan Anda lebih banyak di bidang desain grafis ringan, editing video, presentasi, serta aktivitas penulisan kreatif, Yoga Aura Edition akan menjadi investasi jangka panjang yang memuaskan. Namun jika pekerjaan Anda melibatkan render 3D atau video 8K, Anda mungkin perlu mempertimbangkan laptop workstation kelas atas dari lini ThinkPad Pro.

Exit mobile version