Saingi Chromebook, Apple Siapkan MacBook Murah dengan Chip iPhone

Apple dikabarkan tengah menyiapkan langkah besar untuk merambah pasar MacBook di segmen harga terjangkau. Berdasarkan bocoran terbaru dari analis industri teknologi di Taiwan, perusahaan tersebut sedang mengembangkan lini MacBook baru yang kemungkinan besar akan menggunakan chip seri A – chip yang selama ini digunakan di iPhone dan iPad – alih-alih chip M-series seperti pada MacBook Air atau Pro.

Strategi Diversifikasi Produk

Langkah ini dinilai sebagai upaya diversifikasi produk Apple yang selama ini identik dengan laptop premium berbanderol puluhan juta rupiah. Meski MacBook Air M1 sempat menjadi opsi “terjangkau” di bawah Rp15 jutaan, tetap saja harganya belum dapat menyaingi Chromebook dan laptop Windows di rentang Rp3-7 juta yang mendominasi pasar pendidikan global.

Analis memprediksi MacBook murah ini akan ditujukan untuk pelajar sekolah dasar hingga menengah, sektor edukasi massal, serta konsumen yang selama ini memilih iPad dengan keyboard eksternal. Dengan harga lebih rendah, Apple berpotensi menyaingi dominasi Chromebook di sekolah-sekolah AS dan beberapa negara lain.

Menggunakan Chip Seri A, Bukan M

Menurut laporan dari DigiTimes, Apple mempertimbangkan penggunaan chip seri A – sama seperti yang digunakan di iPhone dan iPad. Penggunaan chip seri A dinilai lebih hemat biaya dibandingkan dengan menanamkan chip M-series, yang memiliki performa setara laptop kelas menengah ke atas. Selain itu, chip seri A memiliki ukuran fisik yang lebih kecil serta konsumsi daya (TDP) yang rendah, sehingga memungkinkan Apple merancang laptop yang lebih tipis, ringan, dan terjangkau untuk pelajar maupun pengguna kasual. Artinya, MacBook murah ini tidak memerlukan kipas pendingin besar atau desain thermal rumit, sehingga ongkos produksinya dapat ditekan secara signifikan.

Namun, performanya kemungkinan akan dioptimasi untuk aplikasi ringan seperti pengetikan, browsing, konferensi video, dan penggunaan cloud. Pengguna tidak dapat berharap untuk menjalankan aplikasi profesional berat seperti Final Cut Pro atau Logic Pro dengan nyaman.

Bentuk dan Desain: Mirip iPad dengan Keyboard Permanen?

Rumor lain menyebut desain MacBook murah ini akan cenderung menyerupai iPad berlayar besar yang dipermanenkan dengan keyboard fisik. Dengan kata lain, Apple mungkin mengadaptasi desain iPad Air atau iPad entry-level, menambahkan keyboard, touchpad, dan macOS versi ringan atau modifikasi iPadOS dengan tampilan mirip MacBook.

Jika benar, maka perangkat ini bisa menjadi ‘hybrid’ antara iPad dan MacBook, menggabungkan ekosistem iPhone dengan pengalaman laptop dasar. Strategi ini mirip dengan Chromebook yang menggunakan ChromeOS berbasis Android.

Upaya Saingi Chromebook

Selama satu dekade terakhir, Chromebook mendominasi pasar laptop edukasi di AS berkat harganya yang hanya USD 200-300 (Rp3-5 jutaan). Sementara itu, laptop Windows termurah sekalipun jarang mampu menyaingi stabilitas ChromeOS dengan spesifikasi rendah.

Apple menyadari celah pasar ini. Dengan MacBook murah berbasis chip A-series, mereka bisa masuk ke segmen yang selama ini hanya dijangkau iPad generasi lama. Terlebih, banyak sekolah di Amerika telah mengadopsi ekosistem Apple melalui iPad. Menawarkan MacBook murah akan memperkuat keterikatan ekosistem mereka sejak dini.

Tantangan: Software dan Kompatibilitas

Meski begitu, tantangan besar Apple terletak pada kompatibilitas software. Chip seri A tidak memiliki arsitektur sama persis dengan M-series yang berbasis ARM desktop dengan GPU dan neural engine lebih besar. Apple harus mengoptimasi macOS agar dapat berjalan lancar di hardware iPhone, atau mengadaptasi iPadOS untuk memberikan pengalaman laptop.

Jika Apple memilih iPadOS dengan keyboard permanen, maka mereka harus menambahkan fitur multitasking lebih advance seperti windowed apps (bukan hanya Stage Manager) agar pengguna tidak merasa seperti menggunakan tablet saja.

Potensi Harga dan Perilisan

Belum ada informasi resmi mengenai harga. Namun, analis memperkirakan MacBook murah ini akan dibanderol mulai USD 500 atau lebih rendah (sekitar Rp8 jutaan). Ini akan menjadikannya MacBook termurah sepanjang sejarah.

Adapun jadwal perilisan diperkirakan pada akhir 2025 atau awal 2026, mengingat Apple kini fokus pada peluncuran iPhone 17 Series dan MacBook Pro M4 di semester kedua 2025.

Reaksi Pasar dan Investor

Para investor menyambut positif bocoran ini karena segmen laptop murah global masih sangat besar. Pasar Chromebook yang mendekati stagnasi juga membuka ruang bagi Apple untuk menghadirkan alternatif premium dengan harga bersaing.

Di sisi lain, beberapa pengguna MacBook mengkritik langkah ini karena dikhawatirkan akan menurunkan citra MacBook sebagai laptop premium. Namun, strategi ini tidak jauh berbeda dengan keputusan Apple menghadirkan iPhone SE sebagai iPhone murah atau iPad generasi 9 yang tetap dipertahankan di lini edukasi.

Langkah Berani Apple

Jika benar MacBook murah dengan chip iPhone ini meluncur, maka Apple akan masuk ke medan persaingan Chromebook dan Windows laptop edukasi yang selama ini belum mereka kuasai. Dengan harga lebih rendah, brand Apple tetap akan menjadi daya tarik utama di kalangan pelajar dan orang tua yang ingin anaknya terbiasa dengan ekosistem Apple sejak dini.

Langkah ini juga menjadi pembuktian bahwa Apple mulai fokus menggarap volume penjualan di luar flagship, memanfaatkan efisiensi produksi chip A-series yang sudah matang dan stabil secara biaya. Kita tunggu saja gebrakan resminya dalam waktu dekat.

Samsung Tri-Fold: Saat Inovasi Menjadi Ajang Adu Nyali

Samsung baru saja menuntaskan acara Galaxy Unpacked di Brooklyn, New York, pada Rabu, 9 Juli 2025. Tiga ponsel lipat terbaru resmi diumumkan: Galaxy Z Fold 7, Galaxy Z Flip 7, dan Galaxy Z Flip 7 FE. Namun bukan ketiganya yang menjadi perbincangan terpanas di kalangan analis dan penggemar teknologi, melainkan rumor ponsel lipat tiga—tri-fold—yang digadang akan menjadi puncak inovasi Samsung dalam beberapa tahun terakhir.

Mimpi Layar Lipat Ganda yang Menjadi Nyata

Sejak pertama kali munculnya bocoran tentang tri-fold, publik menaruh ekspektasi tinggi. Gambar paten yang beredar menampilkan konsep ponsel dengan dua engsel, melipat ke tiga bagian, dan saat dibuka total akan membentuk layar seukuran tablet mini. Ukuran layarnya diperkirakan mencapai 9,9 hingga 10 inci, menjadikannya perangkat lipat dengan bentang visual paling masif yang pernah ada di lini Samsung.

mencapai 9,9 hingga 10 inci, menjadikannya perangkat lipat dengan bentang visual paling masif yang pernah ada di lini Samsung. TM Roh, kepala divisi Mobile eXperience Samsung, memang tidak membawa tri-fold naik panggung Unpacked kali ini. Namun dalam sesi wawancara singkat usai acara, ia menyatakan bahwa “perangkat tri-fold pertama Samsung akan hadir dalam waktu dekat” dan saat ini “tinggal tahap finalisasi hardware.” Pernyataan ini seakan menjadi konfirmasi tak langsung bahwa peluncuran tinggal menunggu waktu, bukan sekadar mimpi di atas kertas.

Kenapa Tri-Fold Dianggap Revolusioner?

Di atas kertas, konsep lipat tiga terdengar berlebihan. Bukankah Galaxy Fold sendiri sudah menghadirkan fungsi tablet dalam bentuk ponsel yang ringkas? Namun, di balik keraguan tersebut, ada potensi revolusi desain dan produktivitas. Tri-fold memungkinkan pengguna menikmati layar besar untuk multitasking tanpa mengorbankan portabilitas. Ketika dilipat penuh, dimensinya setara ponsel flagship biasa—cukup ringkas untuk dimasukkan kantong, namun berubah menjadi layar besar dalam satu tarikan jari.

Selain itu, Samsung dikabarkan akan menerapkan teknologi perlindungan layar yang lebih mumpuni dibanding pesaing Tiongkok seperti Huawei Mate XT. Salah satu tantangan utama lipat tiga adalah ketahanan panel di titik lipatan ganda. Sumber internal menyebut Samsung mengoptimalkan lapisan Ultra Thin Glass generasi terbaru dengan struktur polimer fleksibel, sehingga risiko retak pada engsel minimal meskipun layar sering dilipat buka.

Tantangan Berat: Berat dan Harga

Di luar sisi teknis, tantangan terbesarnya adalah berat dan harga. Lipatan ganda otomatis menambah komponen, rangka, dan mekanisme engsel. Bobotnya diperkirakan melebihi 300 gram. Jika benar, tri-fold ini akan lebih berat dari Fold 7 yang hanya 215 gram. Namun jika Samsung berhasil menekan berat dan ketebalan di bawah ekspektasi, ini akan menjadi loncatan teknologi signifikan.

Harga pun diprediksi melambung. Sumber rantai pasokan menaksir harga rilis di atas USD 2.500 atau sekitar Rp40 jutaan, bahkan bisa menyaingi ultrabook premium. Namun bagi segmen profesional mobile dan tech enthusiast yang mendambakan layar luas superportabel, harga bukan halangan mutlak.

Tri-Fold vs Fold 7: Generasi Berbeda

Di Galaxy Unpacked kemarin, Fold 7 sendiri mendapat sambutan positif. Dengan desain lebih tipis (4,2 mm saat dibuka dan 8,9 mm saat dilipat) serta berat yang jauh berkurang dibanding Fold 6, Fold 7 menegaskan posisi Samsung di puncak ponsel lipat konvensional. Ditambah layar dalam 8,6 inci berpanel LTPO AMOLED 2X dan prosesor Snapdragon 8 Gen 3 Elite for Galaxy yang terintegrasi AI, Fold 7 adalah penyempurnaan.

Namun Fold 7 tetap “hanya” evolusi. Tri-fold, jika benar rilis akhir 2025 sebagaimana sinyal TM Roh, akan menjadi revolusi. Perangkat ini bukan sekadar ponsel atau tablet portabel, melainkan cikal bakal gadget hybrid multi fungsi masa depan—telepon, tablet, dan mini laptop—dalam satu genggaman.

Samsung dan Adu Nyali Inovasi

Mengapa Samsung berani melangkah sejauh ini? Jawabannya ada pada tekanan kompetitif dari Tiongkok. Huawei, Honor, dan Oppo bergerak cepat merilis berbagai varian foldable. Bahkan Huawei sudah menyiapkan Mate XT generasi kedua dengan konsep lipat ganda. Samsung tidak ingin menjadi pengikut. Mereka harus tetap menjadi raksasa yang menuntun arah inovasi, bukan sekadar merespons tren.

Dalam beberapa tahun terakhir, Samsung memang dikenal berani mengambil risiko. Galaxy Fold generasi pertama dirilis saat banyak pihak meragukan masa depan foldable. Kini, ketika form factor lipat mulai menjadi mainstream, tri-fold adalah taruhan berikutnya.

Kapan Akan Meluncur?

Meski tidak diumumkan di Unpacked 9 Juli, Samsung memberi isyarat bahwa peluncuran tri-fold bisa terjadi sebelum akhir 2025, kemungkinan pada kuartal ketiga atau keempat. Strategi ini dinilai tepat untuk memaksimalkan hype sebelum musim liburan dan untuk menandingi momentum rilis foldable generasi terbaru Huawei.

Penutup: Tri-Fold Bukan Sekadar Gimmick

Banyak orang skeptis bahwa lipat tiga hanya akan menjadi gimmick mahal tanpa kegunaan praktis. Namun sejarah menunjukkan, teknologi besar selalu diawali dengan skeptisisme. Fold pertama juga diragukan, namun kini menjadi standar inovasi ponsel flagship.

Jika Samsung mampu menghadirkan desain ergonomis, mekanisme engsel kokoh, bobot terjaga, dan harga yang sepadan dengan utilitasnya, tri-fold bukan hanya sekadar ponsel lipat tiga. Ia adalah simbol keberanian Samsung menantang batas desain mobile, dan membuka lembaran baru industri smartphone dunia.

Google Pixel 7 Pro: Smartphone Kamera Terbaik dengan Performa AI yang Semakin Cerdas

Google Pixel 7 Pro resmi meluncur pada akhir 2022 dan hingga pertengahan 2025 ini masih menjadi salah satu smartphone flagship paling diincar, terutama bagi mereka yang mengutamakan kualitas kamera, pembaruan software cepat, serta pengalaman Android murni. Dibanderol di kisaran Rp12-14 jutaan di pasar Indonesia (via distributor), Pixel 7 Pro menawarkan banyak keunggulan yang membuatnya tetap relevan meski sudah hampir tiga tahun sejak perilisannya.

Desain dan Layar: Mewah, Kokoh, dan Smooth

Pixel 7 Pro tampil dengan desain ikonik khas seri Pixel, menonjolkan horizontal camera bar di bagian belakang yang langsung mencuri perhatian. Desain ini membuatnya mudah dikenali sekaligus memberi kesan premium dan berbeda dari flagship lain. Bodi belakangnya dilapisi kaca Gorilla Glass Victus dengan frame aluminium matte yang kokoh, menghadirkan kesan elegan sekaligus ergonomis saat digenggam. Smartphone ini memiliki sertifikasi IP68, artinya tahan debu dan air hingga kedalaman 1,5 meter selama 30 menit.

Layar Pixel 7 Pro menggunakan panel LTPO AMOLED berukuran 6,7 inci dengan resolusi QHD+ (1440 x 3120 piksel). Layar Pixel 7 Pro mendukung refresh rate adaptif hingga 120Hz, memberikan pengalaman scrolling yang super mulus, entah saat menjelajah media sosial, menonton video, atau bermain game dengan grafis tinggi. Tingkat kecerahan puncaknya mencapai 1500 nits, membuatnya nyaman digunakan di bawah sinar matahari langsung.

Performa: Chip Tensor G2 yang Optimal untuk AI

Pixel 7 Pro ditenagai chipset Google Tensor G2 yang dipadukan dengan RAM 12GB LPDDR5 dan penyimpanan internal hingga 512GB UFS 3.1. Meskipun performa Tensor G2 tidak setinggi Snapdragon 8 Gen 2 atau A16 Bionic dalam tes benchmark, keunggulan utamanya terletak pada kemampuan AI dan machine learning yang dioptimalkan secara khusus oleh Google. Hal ini membuat Pixel 7 Pro unggul dalam fitur-fitur kamera pintar, pengolahan gambar instan, hingga integrasi software yang mulus dalam penggunaan sehari-hari.

Dalam penggunaan sehari-hari, Tensor G2 mampu menjalankan multitasking, editing foto, serta game kompetitif seperti Mobile Legends atau COD Mobile tanpa hambatan. Chip ini juga lebih efisien dibanding pendahulunya, menghasilkan suhu yang relatif stabil meski digunakan untuk aktivitas berat.

Kamera: Raja Fotografi Smartphone

Sektor kamera menjadi daya tarik utama Pixel 7 Pro. Smartphone ini dibekali triple camera dengan konfigurasi:

  • Kamera utama 50MP f/1.9 dengan OIS dan PDAF
  • Kamera telephoto 48MP f/3.5 dengan OIS dan 5x optical zoom
  • Pixel 7 Pro dibekali kamera ultrawide 12MP f/2.2 dengan sudut pandang hingga 126 derajat

Hasil foto Pixel 7 Pro terkenal memiliki tone natural dengan dynamic range yang sangat luas. Mode Night Sight-nya menjadi salah satu yang terbaik di kelas flagship, menghasilkan foto malam hari yang terang namun tetap realistis tanpa noise berlebihan.

Selain itu, fitur Super Res Zoom pada Pixel 7 Pro juga mengesankan. Dengan zoom digital hingga 30x, pengguna dapat memotret objek jauh seperti menara, gedung tinggi, atau bahkan bulan, tanpa kehilangan detail signifikan pada hasil fotonya. Kamera depannya beresolusi 10,8MP, mendukung perekaman video hingga 4K 60fps, cocok untuk vlogging atau meeting online berkualitas tinggi.

Fitur AI Kamera yang Cerdas

Pixel 7 Pro dilengkapi lensa ultrawide 12MP f/2.2 dengan sudut pandang ultra lebar hingga 126 derajat, ideal untuk menangkap pemandangan luas atau momen kebersamaan tanpa harus mundur terlalu jauh. Hasil fotonya dikenal memiliki tone warna natural dengan dynamic range yang mengesankan, membuat detail tetap kaya di kondisi terang maupun gelap. Salah satunya adalah Magic Eraser yang memungkinkan pengguna menghapus objek atau orang yang mengganggu di background foto hanya dengan satu sentuhan.

Selain itu, fitur Photo Unblur dapat memperjelas foto buram, baik foto lama maupun foto baru yang kurang fokus. Face Unblur juga membantu menghasilkan potret wajah yang tajam meski objek sedang bergerak.

Baterai dan Pengisian Daya

Google Pixel 7 Pro dibekali baterai berkapasitas 5000 mAh dengan dukungan fast charging 23W melalui kabel dan 23W wireless charging. Pengisian daya dari 0-50% memakan waktu sekitar 30 menit. Meski kecepatan charging-nya tidak secepat brand Tiongkok yang sudah mencapai 80W-150W, daya tahan baterainya cukup awet berkat optimasi software Android murni dan efisiensi Tensor G2.

Dalam penggunaan sehari-hari, Pixel 7 Pro mampu bertahan seharian penuh dengan screen on time 6-8 jam untuk media sosial, browsing, dan sedikit gaming. Untuk urusan baterai, Pixel 7 Pro memiliki fitur Battery Share yang memungkinkan pengguna mengisi daya perangkat lain secara wireless, seperti earbuds atau smartwatch, hanya dengan menempelkannya di bagian belakang ponsel.

Software: Android Murni dengan Pembaruan Cepat

Sebagai smartphone buatan Google, Pixel 7 Pro menjalankan Android murni tanpa bloatware dengan UI yang bersih, smooth, dan bebas iklan. Google menjanjikan pembaruan software hingga 5 tahun sejak rilis, termasuk major OS update dan security patch, sehingga pengguna tidak perlu khawatir tertinggal versi Android terbaru.

Dari sisi produktivitas, Pixel 7 Pro dibekali sejumlah fitur eksklusif Pixel yang mendukung aktivitas sehari-hari. Misalnya, aplikasi Recorder yang mampu mentranskrip suara otomatis ke dalam teks dengan akurat, Live Translate untuk menerjemahkan percakapan secara real-time, serta Google Assistant yang semakin responsif dan cerdas membantu berbagai kebutuhan penggunanya. Kini, Pixel 7 Pro juga mendukung fitur Call Screening untuk menyaring panggilan spam secara otomatis.

Kekurangan Pixel 7 Pro

Meskipun memiliki banyak keunggulan, Pixel 7 Pro tidak luput dari kekurangan. Beberapa hal yang sering dikeluhkan pengguna di antaranya:

  • Pengisian daya yang kalah cepat dibanding flagship Tiongkok
  • Tidak ada charger di dalam box (hanya kabel USB-C)
  • Ketersediaan resmi di Indonesia terbatas, hanya dijual melalui distributor

Google Pixel 7 Pro merupakan smartphone flagship yang menonjol di sektor kamera, software, dan pengalaman Android murni. Dengan harga sekitar Rp12 jutaan di 2025, ponsel ini tetap menjadi pilihan utama bagi para mobile photographer, konten kreator, dan pengguna yang menginginkan smartphone dengan fitur AI canggih serta pembaruan software panjang. Jika kamu adalah tipe pengguna yang lebih mengutamakan hasil foto realistis, keamanan software, dan ekosistem Google, Pixel 7 Pro sangat layak dimiliki. Namun, jika kecepatan charging super cepat dan ketersediaan layanan resmi di Indonesia menjadi prioritas utama, kamu mungkin perlu mempertimbangkan flagship lain seperti Samsung S23 Ultra atau Xiaomi 14 Ultra.

iPhone 17 Pro Max Siap Melampaui Android dengan Baterai Super Besar

Apple kembali menjadi perbincangan hangat di dunia teknologi global. Bocoran terbaru menyebut iPhone 17 Pro Max bakal menjadi tonggak baru dalam sejarah iPhone, khususnya dalam hal baterai. Konon, Apple akan menanamkan baterai dengan kapasitas yang jauh melampaui standar mereka selama ini. Apple dikabarkan akan menyematkan baterai dengan kapasitas yang melampaui semua model sebelumnya, hal ini menjadi sebuah lompatan besar yang belum pernah mereka lakukan selama ini.

Lompatan Kapasitas: iPhone dengan Baterai 5.000 mAh

Berdasarkan bocoran dari leaker ternama “Instant Digital” di Weibo, iPhone 17 Pro Max akan dibekali baterai berkapasitas 5.000 mAh. Ini menjadi peningkatan drastis dibandingkan pendahulunya, iPhone 16 Pro Max, yang hanya memiliki baterai 4.676 mAh. Selama bertahun-tahun, Apple terkenal mempertahankan kapasitas baterai yang relatif kecil dengan mengandalkan efisiensi chip dan iOS, sehingga keputusan kali ini cukup mengejutkan.

Jika kabar ini terbukti benar, iPhone 17 Pro Max bakal menjadi iPhone pertama yang menembus kapasitas 5.000 mAh – angka yang selama ini identik dengan ponsel Android kelas flagship seperti Samsung Galaxy Ultra dan Xiaomi Ultra series.

Alasan Penambahan Kapasitas: AI dan Fitur Berat Energi

Mengapa Apple tiba-tiba menambah kapasitas baterai begitu besar? Langkah ekstrem ini kabarnya didorong oleh rencana Apple yang ingin memasukkan sederet fitur AI generatif canggih di iOS 19 dan iOS 20 mendatang. Fitur AI cenderung memakan daya baterai yang lebih besar karena pemrosesan data dilakukan secara lokal di perangkat. Dengan baterai 5.000 mAh, iPhone 17 Pro Max diharapkan mampu mendukung fitur AI canggih ini tanpa membuat pengguna khawatir baterai cepat habis. Selain membawa baterai berkapasitas jumbo, rumor lain mengungkap iPhone 17 Pro Max juga akan tampil dengan layar ProMotion 120Hz yang lebih terang dari generasi sebelumnya, mencapai puncak kecerahan 2.500 nits untuk HDR, serta didukung konektivitas 5G generasi terbaru yang lebih cepat dan stabil. Semua fitur tersebut tentu membutuhkan suplai daya lebih besar.

Perubahan Dimensi dan Desain

Untuk menampung baterai berkapasitas besar ini, iPhone 17 Pro Max dikabarkan akan mengalami sedikit perubahan pada dimensi. Tebalnya diperkirakan meningkat dari 8,25 mm menjadi sekitar 8,7 mm. Meski begitu, desain keseluruhan tetap mempertahankan estetika premium khas Apple dengan rangka titanium seri 6, dan kemungkinan besar tetap mengusung Dynamic Island yang sudah menjadi ciri khas sejak iPhone 14 Pro.

Pengisian Cepat: Masih 35W, Namun Reverse Wireless Charging Hadir

Salah satu sorotan lain adalah fitur pengisian dayanya. Berdasarkan informasi dari MacRumors dan 9to5Mac:

  • Wired Charging: 35W (sama seperti iPhone 16 Pro Max)
  • MagSafe Wireless Charging: 15W
  • Reverse Wireless Charging: 7,5W untuk AirPods atau Apple Watch

Fitur reverse wireless charging yang dihadirkan di iPhone 17 Pro Max ini juga menjadi sejarah baru. Untuk pertama kalinya di lini iPhone, pengguna dapat mengisi baterai AirPods Pro hanya dengan menempelkannya di bagian belakang ponsel, fitur yang sebelumnya lebih dulu dimiliki flagship Android sejak beberapa tahun lalu.

Dukungan Chip A19 Pro dengan Vapor Chamber

Selain baterai besar, iPhone 17 Pro Max akan dilengkapi chip A19 Pro berbasis proses 3nm generasi kedua dari TSMC yang lebih efisien dan hemat energi. Chip ini akan dipadukan dengan sistem pendingin vapor chamber untuk pertama kalinya di iPhone, demi mencegah overheating saat pemrosesan AI intensif atau gaming berat.

iOS 19 dan AI Battery Optimization

Baterai besar iPhone 17 Pro Max juga akan dioptimalkan oleh fitur AI Battery Management di iOS 19, yang berfungsi mempelajari kebiasaan penggunaan pengguna untuk mengalokasikan daya secara lebih cerdas. Misalnya, memprioritaskan daya ke aplikasi yang sedang digunakan dan membatasi aplikasi background secara dinamis.

Dengan kombinasi baterai 5.000 mAh, chip efisien, dan manajemen AI, iPhone 17 Pro Max diprediksi mampu:

  • Bertahan hingga 40 jam pemutaran video offline
  • Bertahan 24 jam penggunaan campuran (multitasking, browsing, streaming, kamera) dalam skenario intensif
  • Bertahan lebih dari 2 hari untuk penggunaan normal harian

Perspektif Pasar: Apakah Baterai Besar Ini Strategi Tepat?

Selama ini, banyak pengguna iPhone yang beralih ke Android flagship karena daya tahan baterai yang lebih lama. Dengan kehadiran baterai 5.000 mAh, Apple akhirnya menjawab kritik tersebut. Langkah ini juga akan menyaingi Samsung Galaxy S25 Ultra dan Xiaomi 15 Ultra yang memiliki baterai serupa.

Namun, tantangan Apple adalah mempertahankan ergonomi dan bobot. Baterai besar berarti bobot perangkat juga meningkat. Namun, konsekuensi hadirnya baterai jumbo ini juga muncul. Rumor menyebutkan iPhone 17 Pro Max akan memiliki bobot sekitar 250-255 gram, meningkat cukup signifikan dibanding iPhone 16 Pro Max yang berbobot 221 gram. Apakah pengguna akan menerima konsekuensi ini demi ketahanan baterai lebih panjang?

Jadwal Peluncuran dan Harga

Apple diperkirakan akan meluncurkan iPhone 17 Pro Max pada September 2025 bersamaan dengan iPhone 17, iPhone 17 Plus, dan iPhone 17 Pro. Untuk harga, analis memperkirakan kenaikan sekitar USD 100–150 dibanding iPhone 16 Pro Max, karena integrasi baterai besar, chip A19 Pro, dan fitur AI terbaru.

iPhone 17 Pro Max Siap Memecahkan Rekor Baterai Apple

Hadirnya baterai super besar di iPhone 17 Pro Max ini seakan menegaskan bahwa Apple mulai meninggalkan prinsip lama mereka yang selalu mengejar desain tipis dan ringan, demi memenuhi tuntutan pengguna yang ingin daya tahan baterai lebih panjang. Kini, Apple mulai menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang menuntut daya tahan baterai lebih lama.

Jika semua rumor ini terwujud, iPhone 17 Pro Max bukan hanya akan menjadi iPhone dengan baterai terbesar sepanjang sejarah, tetapi juga berpotensi menggeser dominasi flagship Android dalam hal ketahanan daya dan fitur masa depan. Apakah langkah ini akan sukses besar dan mendongkrak penjualan Apple di tengah kompetisi AI Phone mendatang? Jawabannya akan terungkap pada peluncuran resminya September mendatang.

Tecno Pova 7 Series Resmi Hadir di Indonesia, Pova Curve 5G Jadi Layar Lengkung Pertama di Kelasnya

Tecno Pova 7 Series Resmi Hadir di Indonesia

Tecno Indonesia resmi meluncurkan Pova 7 Series ke pasar Tanah Air pada pertengahan 2025. Salah satu model andalannya, Tecno Pova Curve 5G, langsung mencuri perhatian karena menjadi smartphone pertama di seri Pova yang dilengkapi layar lengkung AMOLED. Fitur ini sebelumnya hanya bisa ditemukan pada ponsel flagship dengan harga belasan juta rupiah.

Peluncuran Pova 7 Series ini menunjukkan komitmen Tecno untuk memperkuat posisinya di pasar Indonesia, terutama di segmen smartphone gaming dan multimedia terjangkau yang persaingannya semakin ketat.

Layar Lengkung AMOLED 144Hz, Tampil Seperti Flagship

Tecno Pova Curve 5G dibekali panel AMOLED berukuran 6,78 inci beresolusi FHD+, dengan desain lengkung di kedua sisi hingga sudut 55 derajat. Dengan refresh rate 144Hz dan touch sampling rate 2160Hz, layar ini terasa sangat mulus saat digunakan untuk scrolling media sosial, menonton film, maupun bermain game kompetitif seperti Mobile Legends atau PUBG Mobile.

Layarnya juga memiliki kecerahan puncak hingga 1.300 nits, sehingga tetap terlihat jelas di bawah sinar matahari. Tidak hanya cantik, layar ini dilindungi Corning Gorilla Glass 5 serta memiliki sertifikasi IP64, membuatnya tahan debu dan percikan air ringan dalam penggunaan sehari-hari.

Desain Tipis, Ringan, dan Futuristik

Smartphone ini hadir dengan desain ramping berketebalan hanya 7,45 mm, dengan bobot sekitar 177-188 gram. Saat digenggam, Pova Curve 5G terasa ringan namun tetap kokoh. Finishing glossy di bagian belakang dan frame metal look menambah kesan elegan khas flagship. Dari segi desain, Tecno Pova Curve 5G tampil elegan dan premium, bahkan jika dilihat sekilas desainnya menyerupai ponsel flagship seperti Samsung Galaxy S Series atau Infinix Zero Ultra, namun dengan harga yang jauh lebih ramah di kantong.

Performa Dimensity 7300 Ultimate, Siap Gaming Berat

Untuk kinerjanya, Tecno menyematkan chipset MediaTek Dimensity 7300 Ultimate (4nm) yang sudah mendukung jaringan 5G, memastikan koneksi internet stabil dan cepat saat bermain game online. Chipset ini dipadukan dengan pilihan RAM 6GB atau 8GB, plus RAM virtual untuk menambah kapasitas saat multitasking.

GPU Mali-G615 yang dibawanya mampu menjalankan game seperti PUBG Mobile, Mobile Legends, atau bahkan Genshin Impact di pengaturan grafis medium hingga high dengan lancar. Selain itu, fitur Graphene Cooling System membantu menjaga suhu ponsel tetap stabil meski digunakan bermain dalam waktu lama.

Baterai 5.500 mAh dengan Fast Charging 45W

Salah satu keunggulan seri Pova adalah baterainya yang besar. Untuk urusan daya tahan, Tecno Pova Curve 5G dibekali baterai berkapasitas 5.500 mAh, yang mampu mendukung penggunaan normal hingga 1,5–2 hari. Selain itu, fitur fast charging 45W memungkinkan pengisian daya dari 0% hingga 50% hanya dalam 15-25 menit, dan penuh dalam waktu 45-60 menit. Baterai ini juga sudah bersertifikasi TÜV Rheinland, memastikan ketahanan hingga 1.800 siklus pengisian.

Kamera 64MP dengan Sensor Sony, Hasil Foto Detail dan Jernih

Untuk fitur fotografi, Tecno Pova Curve 5G dibekali kamera utama 64MP dengan sensor Sony IMX682 yang mampu menghasilkan foto tajam dan detail baik di kondisi terang maupun low light, berkat fitur Super Night Mode. Kamera depannya beresolusi 13MP dengan AI Beauty dan Portrait yang cocok untuk selfie, video call, atau pembuatan konten media sosial.

Fitur AI Lengkap dan Audio Berkualitas

Smartphone ini menjalankan HiOS 15 berbasis Android 15, dengan berbagai fitur AI seperti Ella AI Call Assistant, noise cancellation, circle to search, hingga penerjemah percakapan real-time. Selain itu, hadir dual speaker stereo dengan dukungan Dolby Atmos, memberikan suara lantang dan jernih saat menonton film atau bermain game FPS.

Impresi Singkat: Desain Premium dengan Harga Bersahabat

Dari impresi singkat penggunaan Tecno Pova Curve 5G, layar lengkung AMOLED-nya benar-benar menjadi nilai jual utama di kelas harga Rp 3-3,5 jutaan. Animasi dan scrolling terasa mulus, warna tajam, dan desainnya menambah rasa percaya diri saat digunakan di tempat umum.

Performa chipset Dimensity 7300 Ultimate juga terasa stabil untuk multitasking dan gaming, meski beberapa pengguna di India melaporkan adanya ghost touch ringan pada gaming ultra-high (hal ini belum teruji di unit retail Indonesia). Namun, secara keseluruhan, fitur dan desain yang dibawa memberikan pengalaman flagship dengan harga terjangkau.

Kelebihan Tecno Pova 7 Series

  • ✔ Layar AMOLED lengkung 144Hz pertama di seri Pova.
  • ✔ Chipset Dimensity 7300 Ultimate kencang untuk gaming.
  • ✔ Baterai besar 5.500 mAh dengan fast charging 45W.
  • ✔ Kamera utama 64MP sensor Sony dengan Super Night Mode.
  • ✔ Dual speaker Dolby Atmos, audio imersif.
  • ✔ Fitur AI lengkap berbasis Android 15.

Kekurangan Tecno Pova 7 Series

  • ⚠ Tidak memiliki lensa ultra wide atau telephoto.
  • ⚠ HiOS terkadang memiliki animasi kurang halus dibanding UI lain.
  • ⚠ Layanan after sales Tecno di Indonesia masih perlu diperkuat.

Kesimpulan

Jika kamu sedang mencari smartphone dengan layar lengkung premium, performa gaming tangguh, dan harga terjangkau di pertengahan 2025, Tecno Pova Curve 5G dari Pova 7 Series layak dipertimbangkan. Smartphone ini menghadirkan fitur flagship seperti layar AMOLED 144Hz dan desain ramping futuristik dengan harga ramah kantong, cocok untuk gamers maupun pengguna yang mendambakan ponsel stylish dan powerful.

POCO X7 5G dan X7 Pro 5G Resmi Hadir di Indonesia dengan Edisi Iron Man

POCO X7 5G dan X7 Pro 5G Resmi Hadir di Indonesia dengan Edisi Iron Man!

POCO kembali menarik perhatian pasar gadget Indonesia dengan meluncurkan seri terbarunya, POCO X7 5G dan X7 Pro 5G, yang kini hadir dalam edisi spesial bertema Iron Man. Peluncuran ini menjadi bagian dari strategi POCO untuk menghadirkan produk dengan performa ekstrem serta desain unik yang memikat para penggemar superhero Marvel di tanah air. Desain Eksklusif Bertema Iron Man Edisi Iron Man hadir dengan desain menawan berwarna merah metalik khas Tony Stark, dilengkapi sentuhan logo Avengers dan aksen arc reactor yang membuat tampilannya semakin premium dan ikonik.
POCO juga menyediakan kemasan khusus yang berisi casing bertema Iron Man, kabel charger dengan warna merah emas, serta tampilan antarmuka yang disesuaikan, mulai dari wallpaper hingga ikon aplikasi, menghadirkan nuansa superhero di setiap penggunaan. Menariknya, dalam paket penjualan juga disertakan kartu koleksi eksklusif Iron Man yang dapat menjadi memorabilia bagi penggemar setia Marvel. Hal ini menambah nilai lebih bagi para pengguna yang ingin mengoleksi merchandise bertema superhero kesayangan mereka. Selain itu, desain edisi khusus ini dibuat dengan detail yang presisi, menciptakan kesan elegan sekaligus tangguh seperti karakter Tony Stark sendiri.
Exit mobile version